Amran mengungkapkan, pertemuannya tersebut merupakan tindak lanjut pertemuan-pertemuan sebelumnya dengan pengusaha pakan ternak, untuk menyepakati upaya menekan impor jagung serta penyerapan jagung lokal.
"Puluhan tahun tapi yang terdengar selalu teriakan petani yang selalu dizalimi. Pengusaha teriak mana jagungnya, karena dia di Jakarta, jagungnya ada di NTB," kata Amran saat membuka pertemuan dengan GPMT di Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta, Senin (19/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dimana-mana sudah saya petakan wilayahnya. Charoen Pokphand dimana, Japfa dimana. Jadi pengusaha tenang, petaninya untung," ujar Amran.
Selain 41 pengusaha pekan ternak, pertemuan itu juga dihadiri oleh 29 kepala dinas provinsi yang jadi sentra jagung. (dna/dna)











































