Misalnya, Indonesia masih dianggap sebagai negara dengan kasus korupsi tinggi. Bahkan tingkat korupsi di Indonesia dinilai lebih tinggi dari Filipina.
"Jadi seperti itu persepsi mereka yang membuat mereka ragu investasi ke Indonesia," kata Rini kepada wartawan di Kopenhagen, Denmark, Minggu malam (18/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah, tegas Menteri Rini, berkomitmen untuk memberantas korupsi dan mempermudah birokrasi bagi investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia.
"Saya tegaskan dan yakinkan mereka bahwa di Indonesia tak lagi ada middle man-middle man itu," kata Menteri Rini.
Menteri BUMN Rini Soemarmo mengajak sejumlah direksi perusahaan milik negara ke beberapa negara di Negeri Skandinavia yakni Finlandia, Norwegia, Swedia, dan Denmark.
Di beberapa negara yang terletak di Semenanjung Skandinavia itu Menteri Rini mengajak para direksi BUMN belajar cara mereka mengelola perusahaan hingga mampu bersaing di pasar internasional.
Tak hanya belajar, Menteri Rini juga mengajak perusahaan baik milik negara maupun swasta di Finlandia, Denmark, Swedia, dan Norwegia untuk berinvestasi di Indonesia. Harapannya dengan kerja sama itu, selain keuntungan finansial juga akan ada transfer ilmu. Apalagi selama ini negara-negara Skandinavia itu sangat menerapkan transparansi dan Good Corporate Government.
Kunjungan Menteri Rini ke negara-negara Skandinavia berlangsung sejak Sabtu pekan lalu dan direncanakan hingga Rabu (21/9/2016).
Direksi BUMN yang mendampingi Menteri Rini antara lain: Direktur Utama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia Agus Andiyani; Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Achmad Baiquni; Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk Alex J Sinaga; Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti; Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro; Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan jasa survei dan konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihango, dan Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Edwin Hidayat Abdullah.
(erd/ang)











































