Luhut menuturkan bahwa para pengusaha dan nelayan ini diundang karena dirinya ingin mencari tahu mengapa banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor perikanan. Para pengusaha dan nelayan ini pun diminta memberi masukan.
"Kemarin yang saya undang adalah tokoh-tokoh nelayan. Kami minta feedback kenapa sampai ribuan yang lay off. Kan kita harus tanya, mereka kasih masukan," kata Luhut saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (20/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wah banyak sekali, kamu lihat saja sendiri. Itu ada 60 perwakilan dari Bali, Pati, Sorong, Jakarta, Bitung, Merauke. Ada dari 10 tempat," jawab Luhut.
Luhut mengaku tidak mengetahui latar belakang para pengusaha dan nelayan yang kemarin menyambangi kantornya. "Saya nggak tahu, nanti saya cari tahu. Saya nggak mau bersilang pendapat dengan Ibu Susi. Sekarang kita cari solusi terbaik," tegasnya.
Dalam pertemuan kemarin, Luhut juga menyoroti kontribusi pajak yang dibayarkan para pengusaha perikanan. Banyak di antaranya yang tidak menyetor pajak dalam jumlah wajar.
"Kemarin saya ingatkan juga, pajak itu jangan nggak bayar. Laporan pajak dari perikanan itu rendah. Harus bayar pajak," tutupnya.
Berdasarkan penelusuran detikFinance, berikut ini beberapa pengusaha yang hadir pada pertemuan dengan luhut.
- Ketua Forum Nelayan Bersatu Rembang-Pati, Bambang Wicaksono
- Ketua Asosiasi UPI Kota Bitung dan Plant Manager PT Delta Pasific Indotuna, Basmi Said
- Ketua Paguyuban Pengusaha Perikanan Muara Baru dan Direktur PT Indo Thai Fishery Value, Tachmid Pusoro
- Ketua HPPI dan pemilik PT West Irian Fishing, Endang Roesbandi
- Komisaris PT Ocean Mitramas, Esther Satyono
- Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto. (ang/ang)











































