Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo adalah salah satu desa penghasil buah jeruk di Banyuwangi. Sebanyak 95 persen lahan atau sekitar 940 hektar di desa itu didominasi oleh kebun jeruk dan buah naga dengan kapasitas produksi 28200 ton.
"Banyuwangi sedang mendorong one product one village kita terjemahkan sesuai potensi desa, Desa Temurejo salah satu sentra produksi jeruk dan buah naga. Saya lihat masyarakatnya terdidik dan makmur salah satunya dari jeruk," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat panen jeruk di Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Kamis (22/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Anas menjelaskan sejak tahun 2011 produksi buah jeruk di Banyuwangi terus meningkat. Bila produksi di 2011 sebanyak 3286 ton maka di tahun 2015 mencapai 354685 ton.
"Dengan target produk hortikultura kita sudah 354685 ton. Jadi luar biasa tinggi produksinya. Desa Temurejo ini luar biasa produksinya jadi kita jadikan salah satu sentra jeruk dan buah naga," paparnya.
Manisnya buah jeruk sejalan dengan keuntungannya yang menggiurkan. Pasalnya satu hektar kebun jeruk bisa dalam satu kali panen menghasilkan minimal 30 ton dengan harga jual minimal Rp 5000 /kilogram.
"Usia produktif pohon jeruk itu kisaran 4-5 tahun. Dalam satu tahun bisa 2-3 kali petik, untuk pohon usia 4 tahun hasilnya 3e ton/hektar," ujar petani jeruk Desa Temurejo Eko Puguh (29).
![]() |
Eko menuturkan dari penghasilan yang didapat dari kebun jeruknya dia mampu membeli mobil, sepeda dan kuliah. Harga per kilogram jeruknya dia jual mengikuti harga pasar di pasaran.
"Kalau dijual tebasan (borongan) Rp 3500-4000 per kilogram kalau sekarang harganya baru baik Rp 6000 per kilogram. Harganya itu tergantung pasar soalnya kalau sekarang sudah mau habis. Jadi ketika panennya telat harga jualnya agak tinggi," tukas pria yang sejak 2002 menggeluti bisnis jeruk itu.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Banyuwangi Ikrori Hudanto menyebut jeruk menjadi salah satu komoditi andalan masyarakat Banyuwangi. Buah jeruk asal Banyuwangi sudah dikirim ke kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Bandung, Semarang hingga ke Pulau Kalimantan.
"Tahun depan saya optimis akan bertambah lagi, motifnya jelas karena keuntungan petani bertambah. Daerah penghasil jeruk itu di Pesanggaran, Tegaldlimo, Siliragung, Gambiran Purwoharjo, Cluring, Licin, Muncar dan Tegalsari," tukasnya.
Ikrori juga menyebut Banyuwangi terpilih menjadi pilot project pengembangan kawasan jeruk dari Kementerian Pertanian (Kementan). Banyuwangi unggul dari 57 kawasan jeruk di seluruh Indonesia.
"Kementan menunjuk Banyuwangi sebagai pilot project diantara 57 kawasan jeruk se-Indonesia. Uji cobanya kan di sini, otomatis kalau ada teknologi dan inovasi baru yang diterapkan di Banyuwangi untuk meningkatkan produksi pertama kali akan diaplikasikan di Banyuwangi," tukasnya.
Dalam kesempatan ini pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga menyerahkan bantuan 13250 bibit jeruk, 8 pompa air, 12 power spryer, dan 58750 ton pupuk organik kepada para petani jeruk di desa tersebut. (dna/dna)