Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Imam Santoso, mengatakan perkembangan ini jauh lebih cepat hingga tiga kali lipat dari rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya, yakni 22,52%.
Ia menyatakan, target penyelesaian bendungan dibuat dalam kondisi pekerjaan normal. Namun, saat ini Pemerintah melakukan percepatan penyelesaian dengan menambah alat dan memberlakukan 2 shift kerja siang-malam selama 7 hari dalam seminggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menambah peralatan dan jam kerja, Imam mengaku, cepatnya pembangunan Bendungan Raknamo juga disebabkan karena masyarakatnya yang memberikan dukungan pada pembangunan tersebut.
Mereka tidak keberatan dan mempersilakan alat berat untuk masuk wilayah tersebut. Kontraktor bisa leluasa bekerja siang dan malam.
"Kondisi lapangan Raknamo sangat bagus, karena kondisi lapangannya terbuka dan masyarakatnya juga welcome," kata Imam.
Keberadaan Bendungan Raknamo diharapkan bisa membantu menuntaskan permasalahan penyediaan air baku di Kabupaten Kupang dengan debit 100 liter per detik, pengembangan daerah irigasi bagi lahan 1.250 hektar di Kecamatan Naibonat, Desa Raknamo dan Desa Manusak, pengendalian banjir daerah hilir Kota Kupang, pengembang pariwisata, serta pembangkit listrik tenaga mikro mencapai 0,22 MW.
Bendungan Raknamo dirancang dengan kapasitas tampung 14,09 juta meter kubik, luas genangan 147,3 hektar, dan tinggi bendungan mencapai 36,2 meter serta panjang 438 meter.
Bertindak sebagai kontraktor pelaksana adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dengan nilai kontrak mencapai Rp 782 miliar. (dna/wdl)