Menurut Enggar, dari pertemuannya yang berlangsung selama sejam tersebut, pemerintah Negara Bagian Australia itu menawarkan untuk berinvestasi di sektor logistik, khususnya di dalam cold storage dan angkutan berpendingin.
"Pertemuan ini sebagai upaya peningkatan kerja sama antara kita dan Negara Bagian Victoria. Mereka telah jajaki investasi untuk cold chain," kata Enggar di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (26/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita welcome dan persilakan, kemudian saya juga akan bicarakan dengan BKPM. Saya bicarakan dengan Pak Lembong (Kepala BKPM)," imbunya.
Menurut Enggar, salah satu penyebab klasik mahalnya harga pangan di Indonesia terjadi lantaran minimnya logistik, khususnya gudang dan transportasi berpendingin.
"Kalau dalam logistik dan cold chain saya tawarkan paling cepat dan paling bagus kan dengan kerja sama dengan PT Pos, karena jaringan mereka selama ini sudah luas," tutur menteri berlatar belakang pengusaha properti ini.
Di kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Negara Bagian Victoria, Jaala Pulford mengungkapkan, selama ini sudah banyak produk dari wilayahnya yang sudah diekspor ke Indonesia.
"Kita tertarik dengan cold distribution untuk kerja sama saling menguntungkan. Ada juga kerja sama di bidang pariwisata. Beberapa komoditas kita seperti daging premium, buah premium, kentang, dan susu. Kita juga mencoba menjajaki bidang pendidikan," jelas Jaala.
Selain itu, sambung dia, saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan asal Victoria yang berkantor di Jakarta, sehingga peningkatan kerja sama investasi bisa dilakukan tanpa banyak hambatan.
"Beberapa perusahaan dari kita berbasis di Jakarta. Indonesia dan pemerintah Australia bisa bekerja sama, melakukan bisnis untuk mencari jalan keluar bersama," kata Jaala. (hns/hns)











































