"Jadi dari pasar modal kita melihat kita prediksi saham dua tahun ke depan, kita bicara 2 tahun ke depan 2016 2017, ada kemungkinan sekitar Rp 100-an triliun," kata Anggota Dewan Komisioner OJK Nurhaida di kantor pusat Bank Indonesia (BI), Jakarta, Senin (27/9/2016).
"Kemudian ada obligasi, government bonds, maupun corporate itu perkiraan kita ada sekitar tren-tren itu ada sekitar Rp 300an triliun untuk dua tahun ke depan dan itu kita lihat dari tren pertumbuhan lima tahun terakhir," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dari sisi harga, IHSG kan bertumbuh. Tentunya kita harapkan pertumbuhan IHSG yang wajar dan tidak terjadi pertumbuhan yang di luar kewajaran akibat," ujarnya.
Maka dari itu diperlukan instrumen yang lebih kaya pada pasar modal sebagai langkah antisipasi.
"Saham yang ada di market itu harus cukup untuk kebutuhan demand yang tinggi. Itu terutamanya. Jadi kalau seandainya demand tinggi dan dana repatriasi masuk, kemudian produknya atau sahamnya tidak tersedia cukup untuk menampung itu, ada kemungkinan kan harga naik di luar harga wajar. Itu yang dari awal kita antisipasi," pungkasnya. (mkl/dna)











































