Feedloter: Susah Cari Sapi Indukan di Australia

Feedloter: Susah Cari Sapi Indukan di Australia

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 29 Sep 2016 07:26 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Pemerintah lewat Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, menyatakan tidak akan mengeluarkan izin impor sapi bakalan kepada pengusaha penggemukan sapi atau feedloter, yang tidak mau memenuhi kewajiban impor 20% sapi indukan.

Karena aturan yang diucapkan secara lisan tersebut, sampai saat ini Surat Persetujuan Impor (SPI) atas 150.000 ekor sapi bakalan di kuartal IV-2016 belum juga keluar, meski rekomendasinya sudah dikeluarkan Menteri Pertanian.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), Joni Liano, mengungkapkan aturan tersebut sangatlah mendadak dan memberatkan pengusaha, lantaran perlu infrastruktur dan modal yang tak sedikit. Di sisi lain, melakukan pengadaan sapi indukan dari Australia juga bukan perkara gampang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kebijakan 20% sapi indukan diterapkan, tahun depan saja alokasi sapi bakalan impor 700.000 ekor, artinya harus sediakan 140.000 ekor sapi indukan. Masalahnya di Australia ada yang mau sediakan itu? Nggak gampang beli indukan dari sana," ucap Joni, di kantor Gapuspindo, Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (28/9/2016).

"Populasi sapi di Australia yang indukan juga sekarang lagi turun, mereka mulai restocking lagi. Artinya sedikit indukan yang dikeluarkan. Kalau pun ada harganya akan mahal," tambahnya.

Menurut dia, harga sapi indukan dari Australia saat ini dipatok paling murah di kisaran harga Rp 20 juta per ekor, harga indukan ini jauh di atas harga sapi bakalan yang dihargai Rp 15-16 juta per ekor dengan berat 320-350 kilogram.

Selain dari Australia, sebenarnya sapi indukan juga bisa didatangkan dari negara Amerika Latin seperti Brasil dan Meksiko. Namun pembukaan impor sapi indukan dari kedua negara itu baru resmi dibuka beberapa waktu lalu, serta perlu waktu lama untuk penjajakan pengadaan sapi.

"Kalau sekarang impor sapi dibuka dari Brasil dan Meksiko, harusnya untuk mempercepat pengusaha difasilitasi dengan eksportir di sana. Pemerintah Brasil juga sudah kirim surat ke sini, tapi juga belum ditindaklanjuti," pungkasnya. (wdl/wdl)

Hide Ads