Demikianlah diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo saat rapat kerja dengan komisi XI di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/9/2016).
"Saat kemarin banyak sekali yang ingin melakukan pembayaran tebusan. Kemudian semua menarik dana dari bank, makanya pasar uang antar bank menjadi ketat, cenderung naik," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk itu BI turun ke pasar dan kemudian melakukan transaksi repo, fasilitas swap dan market kembali terkendali," imbuhnya.
Pada sisi lain, Agus menambahkan bahwa tax amnesty jelas akan memberikan banyak manfaat terhadap Indonesia ke depan. Terutama untuk pembiayaan pembangunan serta peningkatan penerimaan pajak dalam jangka panjang. Akan tetapi ada beberapa risiko yang harus diperhatikan.
"Risikonya adalah kalau dana masuk besar tapi tidak bisa disalurkan ke sektor rill, tetapi malah kemudian membuat SBN dalam bentuk ekuitas dalam bentuk korporasi meningkat tinggi, atau menabrak properti itu risikonya buble," ujarnya.
"Dan juga ada risiko apresiasi nilai tukar dan depresiasi di akhir periode, karena dana di kunci selama tiga tahun tapi tidak disalurkan ke sektor rill, ada risiko bisa reversal. Makanya harus dicegah dengan ekonomi yang kuat," tegas mantan Menteri Keuangan tersebut. (mkl/dna)