Walaupun banyak pihak yang meragukan hal tersebut. Seperti Bank Dunia (World Bank) yang memproyeksikan ekonomi Indonesia lebih rendah 0,1% dari yang dibayangkan tahun ini, yaitu 5,1%.
"Ya biar saja (proyeksi bank dunia) turun lagi. Kita masih tetap sama tahun ini," tegas Menko Perekonomian Darmin Nasution di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"FDI itu umumnya infrastruktur, sektor-sektor ada, tapi paling banyak infrastruktur," ujarnya.
Khusus untuk sektor pertambangan, Darmin menilai belum banyak perubahan. Meskipun harga komoditas sudah mulai sedikit peningkatan sejak awal tahun. Kuartal II-2016, sektor pertambangan mengalami pertumbuhan negatif 0,76%.
"Ya pokoknya kalau dari globalnya belum banyak," imbuhnya.
Darmin menambahkan, tahun depan kondisi akan banyak perubahan secara sektoral. Terutama pada sektor manufaktur. Beberapa kebijakan tengah dirancang agar sektor tersebut bila menanjak di tahun - tahun berikutnya.
Dua kebijakan penopang sektor manufaktur adalah penurunan harga gas untuk industri yang ditargetkan bisa turun di bawah US$ 6 per MMBtu dan pelatihan khusus bagi tenaga kerja. Dengan demikian, tahun depan pertumbuhan ekonomi bisa digenjot lebih tinggi.
"Manufaktur juga mungkin kalau tahun ini kan belum lah, kalau tahun depan ya bisa, setelah mengurusi SDM dan harga gas, itu manufakturnya akan membaik," paparnya. (mkl/dna)