Sementara ada satu anak usaha yang telah beroperasi dari 2011 lalu dan hari ini berganti logo, yaitu PT Angkasa Pura Solusindo. Ditargetkan 3 anak usaha itu bisa menyumbang omzet Rp 500 miliar.
Dari 3 anak usaha itu, Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin, memproyeksikan pendapatan anak perusahaan AP II kurang lebih Rp 500 miliar pada tahun 2016 ini. Saat ini kontribusi anak usaha baru ada 9% sehingga tahun 2017 ditargetkan mencapai 12% kontribusinya terhadap pendapatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Angkasa Pura membagi usahanya terdiri dari aero bisnis, non aero bisnis, dan kargo. Selanjutnya akan dibagi aero bisnis dan non aero bisnis saja, kargo akan digabungkan dengan non aero bisnis.
Saat ini presentase aero bisnis 70% sementara non aero bisnis 30%. Kini non aero bisnis akan diperbesar menjadi di atas 50%.
"Hari ini sekitar 30% di non aero dan 70% di aero. Kita akan membesarkan proses non aero itu harus di atas 50%. Lho kebalik karena selama ini fokus di aero service bisnis AP II," ujar Awaluddin.
Ia mengatakan saat ini standar provider bandara memposisikan non aero juga, non aero yang dimaksud adalah bisnis properti dan kargo. Meski memfokuskan di sektor non aero, tetapi tetap memperhatikan bisnis aero service keselamatannya dan keamanannya.
"Di aero service bisnis memang tidak seperti sekarang, sekarang masih campur-campur antara operational excelent dan bisnis. Ke depan akan difoskuskan aero service itu akan jadi kompetensi kita, di situ antara kita akan tonjolkan operasional sehingga resource dan kompetensi itu perlahan-lahan akan alirkan ke non aero," ujar Awaluddin.
"Ke depan, seperti halnya bandara-bandara berkelas dunia, kami akan memaksimalkan pendapatan dari bisnis non-aero dan kargo sehingga pada tahun 2018 dapat berkontribusi hingga mencapai 50% atau bahkan lebih terhadap totap pendapatan perusahaan," jelas Muhamad Awaluddin.
Direktur Angkasa Pura Propertindo Wisnu Raharjo mengatakan dalam 4 tahun mendatang atau hingga 2020, Angkasa Pura Propertindo memiliki tiga program strategis yakni mengembangkan Soekarno-Hatta Airport City, lalu Kualanamu Airport City, dan Sultan Syarif Kasim II Airport City sehingga tiga bandara tersebut akan menjadi suatu kawasan bisnis terintegrasi. (ang/ang)











































