Di sela-sela kegiatan tersebut, Sri Mulyani sempat melakukan pertemuan dengan tiga lembaga pemeringkat Internasional, yaitu Standard & Poor's (S&P), Fitch dan Moody's. Ia membeberkan kondisi ekonomi Indonesia sekarang.
Baik dari sisi pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2016, pembahasan RAPBN 2017 dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pelaksanaan program pengampunan pajak atau tax amnesty.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertemuan ini sangat penting memberikan update dan pemahaman perkembangan perekonomian Indonesia terutama kebijakan terakhir di bidang APBN baik dari sisi langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka APBN 2016 dan pembahasan DPR 2017 serta pelaksanaan UU tax amnesty," terangnya.
S&P menjadi sangat khusus bagi Sri Mulyani, mengingat lembaga tersebut yang belum memberikan peringkat investment grade terhadap Indonesia. Sementara bagi Moody's dan Fitch sudah terlebih dahulu memberikan peringkat investment grade.
"Khusus S&P yang masih belum melakukan upgrade indonesia, pertemuan ini menjadi sangat critical karena pada saat ini merupakan turning point untuk bagi mereka melakukan rating Indonesia," ujarnya
"Sedangkan Moodys dan Fitch, kami meng-update agar bisa perbaiki outlook dari rating investment mereka," tegas Sri Mulyani (mkl/ang)