Ini Risiko Ekonomi RI 2016 Versi Sri Mulyani

Ini Risiko Ekonomi RI 2016 Versi Sri Mulyani

Yulida Medistiara - detikFinance
Rabu, 12 Okt 2016 18:43 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini diperkirakan berada di kisaran 5-5,1%. Lebih baik dari tahun lalu yang sebesar 4,8%. Namun ada risiko yang menghadang pertumbuhan ekonomi ini.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan selain pertumbuhan ekonomi yang bisa di atas 5% tahun ini, laju inflasi juga rendah dan stabil. Bahkan bisa di bawah target yang sebsar 4% dalam APBN Perubahan (APBN-P) 2016.

Namun ada risiko yang menghadang. Pertama, kata Sri Mulyani, adalah kemungkinan meningkatnya harga minyak dunia. Ini akibat pertemuan OPEC yang memberi sinyal bakal menahan laju produksi minyak mereka, untuk menstabilkan harga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama ini sering tidak tercapai, meski sering mereka (OPEC) mengatakan kalau mau mengendalikan produksi, tapi dalam realisasinya tidak tercapai," ujar Sri Mulyani dalam rapat dengan Komisi XI DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (12/9/2016).

Kemudian bencana alam dan juga kondisi La Nina yang bisa menyebabkan terganggunya distribusi dan produksi pangan.

"Sampai dengan akhir September lalu nilai tukar rupiah cukup mendapatkan sentimen positif, terutama atas adanya realisasi tax amnesty yang cukup mengesankan pada bulan September, dan ini menyebabkan nilai tukar mengalami penguatan pada kira-kira di bawah Rp 13.000/US$," ujarnya. (wdl/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads