Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan selain pertumbuhan ekonomi yang bisa di atas 5% tahun ini, laju inflasi juga rendah dan stabil. Bahkan bisa di bawah target yang sebsar 4% dalam APBN Perubahan (APBN-P) 2016.
Namun ada risiko yang menghadang. Pertama, kata Sri Mulyani, adalah kemungkinan meningkatnya harga minyak dunia. Ini akibat pertemuan OPEC yang memberi sinyal bakal menahan laju produksi minyak mereka, untuk menstabilkan harga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian bencana alam dan juga kondisi La Nina yang bisa menyebabkan terganggunya distribusi dan produksi pangan.
"Sampai dengan akhir September lalu nilai tukar rupiah cukup mendapatkan sentimen positif, terutama atas adanya realisasi tax amnesty yang cukup mengesankan pada bulan September, dan ini menyebabkan nilai tukar mengalami penguatan pada kira-kira di bawah Rp 13.000/US$," ujarnya. (wdl/ang)











































