"Mengenai angka investasi di wisata sementara ini belum begitu menonjol. Distribusi untuk penanaman modal belum merata. Investasi hotel dan resort masih terpaku di Bali dan Jakarta," ungkap dia di sela acara Trade Expo Indonesia (TEI) ke-31 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/10/2016).
Selain belum merata, dari catatannya, investasi di sektor ini juga belum besar. Perizinan yang berbelit membuat daya tarik investasi di sektor ini masih sangat rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, bila digarap serius, investasi di sektor pariwisata akan memberikan dampak ekonomi yang jauh lebih besar ketimbang investasi di sektor lain.
"Saya kasih contoh, ada investasi (di luar investasi pariwisata) nilainya puluhan triliun, tapi hanya menyerap ratusan tenaga kerja. Tapi di pariwisata, investasi Resort yang beberapa puluh miliar, tapi ciptakan ribuan tenaga kerja dari nelayan, laundry, kitchen, tour guide," papar dia.
Untuk itu, ia mengajak agar semua pihak mau bekerja sama untuk menciptakan iklim investasi yang lebih menarik dengan cara menyederhanakan perizinan. (dna/drk)











































