Perdagangan RI: Defisit Dengan China, Tapi Surplus ke AS

Perdagangan RI: Defisit Dengan China, Tapi Surplus ke AS

Maikel Jefriando - detikFinance
Senin, 17 Okt 2016 16:02 WIB
Perdagangan RI: Defisit Dengan China, Tapi Surplus ke AS
Foto: dok. Pelindo III
Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia pada September 2016 tercatat surplus US$ 1,22 miliar, dengan ekspor sebesar US$ 12,51 miliar dan impor US$ 11,30 miliar.

Secara akumulasi periode (Januari-September 2016) juga tercatat surplus US$ 5,67 miliar dengan total ekspor US$ 104,36 miliar atau lebih tinggi dari impor yang sebesar US$ 98,69 miliar.

Khusus untuk non migas, sebenarnya neraca perdagangan surplus US$ 9,7 miliar. Namun untuk migas memang defisit sampai US$ 4,04 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila ditelusuri berdasarkan negara, Indonesia tercatat surplus dengan beberapa negara. Tiga terbesar adalah Amerika Serikat (AS) dengan US$ 6,28 miliar, India dengan US$ 4,94 miliar, dan Belanda US$ 1,69 miliar.

"Surplus perdagangan terjadi antara AS Indonesia diikuti India dan Belanda," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto ddi Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (17/10/2016).

Produk yang diekspor cukup besar ke AS adalah tekstil, seiring dengan kebutuhan masyarakat setempat untuk menghadapi musim dingin. Peningkatan ekspor tekstil ke AS bersifat musiman.

Sementara itu, perdagangan Indonesia terhadap China masih saja defisit. China memang menjadi salah satu pasar terbesar ekspor Indonesia. Namun barang yang dipasok dari China jauh lebih besar.

Defisit perdagangan dengan China tercatat US$ 12,28 miliar. Selanjutnya adalah Thailand US$ 3,26 miliar dan Australia defisit US$ 1,13 miliar.

"Terhadap China kita masih defisit cukup besar. Terutama untuk barang non migas," tuykasnya. (mkl/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads