Nasib Beras, Jagung, Bawang, Cabai, Hingga Kedelai di 2 Tahun Jokowi-JK

Nasib Beras, Jagung, Bawang, Cabai, Hingga Kedelai di 2 Tahun Jokowi-JK

Maikel Jefriando - detikFinance
Jumat, 21 Okt 2016 13:14 WIB
Nasib Beras, Jagung, Bawang, Cabai, Hingga Kedelai di 2 Tahun Jokowi-JK
Foto: Enggran Eko Budianto
Jakarta - Stabilitas produksi dan harga pangan menjadi salah satu fokus di awal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK). Dari 12 komoditas strategis, ada yang menunjukkan perkembangan positif, namun ada juga yang perlu dibenahi lebih lanjut.

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menjelaskan untuk beras dipastikan tidak ada impor pada tahun ini. Stok yang tersedia sekarang adalah dua juta ton. Harga yang tersedia di pasar juga cukup stabil.

"Stok sampai hari ini beras 2 juta ton dan cukup sampai Mei untuk rastra (beras sejahtera), dan tidak ada masalah," ungkap Amran, dalam jumpa pers di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Jumat (21/10/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bawang merah, meskipun ada kenaikan harga yang terjadi di pertengahan tahun ini, namun akhirnya berhasil diredam oleh pemerintah. Amran memastikan sudah tidak ada impor bawang merah. "Bawang tidak impor, bahkan ekspor," imbuhnya.

Sedangkan cabai, menurut Amran tidak ada permasalahan. Walau diketahui, dalam beberapa waktu terakhir harga cabai merah mulai merangkak naik. Akan tetapi, pemerintah berjanji akan mengatasi dalam waktu dekat dengan melibatkan BUMN untuk serap produksi petani. "Cabai sudah selesai," tegas Amran.

Hal positif lainnya juga terlihat pada jagung. Produksi jagung mengalami kenaikan signifikan, pasca diberlakukan harga dasar pembelian petani pada tahun lalu. Untuk itu, impor jagung turun sampai dengan 60%. "Impor turun 60% dari tahun lalu," ujarnya.

Sedangkan untuk kedelai, memang belum ada perubahan. Kebutuhan di dalam negeri masih dipenuhi dari impor. Amran beralasan, ini merupakan pengaruh iklim yang membuat produksi kedelai turun.

"(Produksi) yang turun adalah kedelai karena iklim yang tidak mendukung sehingga kedelai turun," tandasnya.

Terkait dengan persoalan daging, masih terus dibenai hingga sekarang. Secara nasional harga daging masih berada di atas Rp 100.000 per kg. Akan tetapi, Amran menuturkan bahwa ada beberapa tempat yang sudah menjual daging dengan harga Rp 70.000 per kg.

"Kami impor 90.000 ton harga 65.000 per kg end user, tambah lagi Rp 70.000. Untuk jaga peternak, jadi kita isolasi hanya masuk di Jabodetabek. Impor masuk 95%, kita isolasi lumbung-lumbung ternak seperti NTB, Jatim, NTT tidak masuk impor," paparnya. (mkl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads