"Masyarakat lebih memilih daging dari India ketimbang daging lokal. Karena yang dari India harganya Rp 75.000/kg, ini jauh sama daging lokal yang harganya kisaran Rp 110.000/kg," ujar Sukrani (45) pedagang daging lokal di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (21/10/2016).
Menurutnya hal ini membuat pedagang daging lokal kelimpungan karena daging yang dijualnya kurang laku. "Penjualan daging lokal bisa sampai 70 persen lebih, karena pembeli pasti lebih milih yang lebih murah," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena kebijakan tersebut, Sukrani yang biasa menjual daging lokal terkadang mau tak mau juga menjual daging dari India. "Untuk menutup kerugian, biasanya saya juga jual daging dari India," katanya.
Sukrani mengatakan jika impor daging dari Australia tidak menjadi masalah karena harganya bersaing dengan daging lokal. Namun jika kebijakan impor daging dari India tetap diterapkan, Sukrani berharap harganya tak jomplang.
"Sebenarnya daging dari India itu bagus kualitasnya, tapi harganya jauh lebih murah. Kalau pemerintah bisa membuat harga daging lokal turun seperti daging India ini tak masalah," katanya.
Ia pun mempertanyakan banyaknya sapi lokal tersebar di berbagai daerah Indonesia, kenapa hal tersebut tak bisa menekan harga daging sapi lokal.
"Sapi kita banyak kenapa harganya jauh lebih mahal, ini kan aneh saja," katanya. (hns/hns)











































