Amran tiba di Pos Lintas Perbatasan RI-Malaysia di sekitar pukul 10.00 WIB. Amran langsung melihat infrastruktur kesiapan pengiriman pangan ke negara Malaysia.
Foto: Yulida MedistiaraMentan Amran di Balai Karantina Entikong-Kalbar |
"Kita melihat potensi ini (ekspor) dan melihat infrastruktur untuk pengiriman pangan," ujar Amran, di Pos Lintas Batas Entikong- Malaysia, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Sabtu (22/10/2016).
Di dalam Pos Lintas Perbatasan RI-Malaysia terdapat petugas Bea dan Cukai dan Pos Karantina Kementan. Amran sempat mengelilingi Pos Lintas itu sambil berbincang dengan Gubernur Kalbar Cornelis, dan Kepala Pos Karantina Pertanian Faisyal Noer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat berdialog, Amran berpesan kepada petugas untuk tidak melakukan tindakan pungutan liar. Ia langsung mempringati jajarannya kalau ada yang melakukan pungli akan dipecat.
Foto: Yulida MedistiaraMentan Amran di Balai Karantina Entikong-Kalbar |
"Pesan saya satu jangan ada pungli. Ada 6 (petugas) kemarin kami copot, teman Anda itu nggak boleh, nggak ada kompromi dan harus dijaga," kata Amran, di lokasi, Sabtu (22/10/2016).
Ia mengatakan ada permintaan dari Malaysia terkait dengan kebutuhan beras dari Indonesia mencapai ribuan. Oleh karena itu, dia meninjau lokasi untuk mengirimkan pangan di wilayah perbatasan.
"Beras organik yang masuk belum tercatat 100.000 ton. Kami minta supaya RI data dan dilaporkan karena ada beras merah ini permintaannya ribuan ton, tapi tetap dipenuhi masih kecil. Kami dorong benihnya, mekanismenya, pompa kami kirim," imbuhnya. (hns/hns)












































Foto: Yulida Medistiara
Foto: Yulida Medistiara