Bupati Banyuwangi Bertemu Bos Sriwijaya Air, Ini yang Dibahas

Bupati Banyuwangi Bertemu Bos Sriwijaya Air, Ini yang Dibahas

Ardian Fanani - detikFinance
Sabtu, 22 Okt 2016 17:16 WIB
Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Penerbangan di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, bakal semakin ramai. Menyusul adanya rencana rute baru langsung Jakarta-Banyuwangi yang bakal digarap maskapai Sriwiijaya Air. Rute ini langsung dibahas oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas dan CEO Sriwijaya Air, Chandra Lie.

"Saya baru saja bertemu CEO Sriwijaya Air Pak Chandra Lie. Beliau menyambut antusias karena memang prospek pasarnya cukup bagus dengan melihat perkembangan Banyuwangi. Dengan adanya direct flight Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya, tentu pariwisata, dunia usaha, dan mobilitas orang akan semakin cepat untuk menggerakkan perekonomian lokal," ujar Anas, kepada detikcom, Sabtu (22/10/2016).

Selama ini, wisatawan ataupun pengusaha yang berangkat dari Jakarta untuk menuju Banyuwangi harus transit dulu di Bandara Juanda, Surabaya, setelah itu baru menuju ke Banyuwangi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rute Jakarta-Banyuwangi, sambung Anas, diharapkan bisa terealisasi dalam waktu dekat ini. Tim dari pihak maskapai akan segera mengurus izin rute ke otoritas terkait, mulai dari Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav) hingga Kementerian Perhubungan.

Frekuensi rute Surabaya-Banyuwangi telah mencapai tiga kali terbang per hari, dan per 30 Oktober 2016 bertambah menjadi empat kali terbang per hari.

"Tentu dengan direct flight Jakarta-Banyuwangi, bisa lebih hemat waktu karena pesawat langsung menuju ke Banyuwangi. Penerbangan tersebut sudah bisa terealisasi karena secara teknis, ketebalan landasan Bandara Banyuwangi telah bisa didarati pesawat jenis Boeing 737 seri 500," ujarnya.

Menurut Anas, faktor ketertarikan maskapai dalam menggarap rute Jakarta-Banyuwangi tidak terlepas dari kenaikan jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi. Tercatat penumpang melonjak hingga 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015). Hingga Agustus 2016, bandara tersebut telah melayani lebih dari 71.000 penumpang.

"Sampai akhir tahun, total jumlah penumpang diprediksi sedikitnya 120.000 orang," tambah Anas.

Perekonomian yang terus tumbuh juga menjadi daya tarik tersendiri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi melonjak dari Rp20,8 juta per kapita per tahun (2010) menjadi Rp 37,53 juta (2015).

Faktor pengungkit lain adalah keberadaan sejumlah perguruan tinggi di Banyuwangi, seperti beberapa sekolah pilot dan Universitas Airlangga (Unair) kampus Banyuwangi. Saat ini, jumlah mahasiswa di Unair kampus Banyuwangi sudah lebih dari 600 mahasiswa yang berasal dari 18 provinsi se-Indonesia.

"Artinya daya beli terus tumbuh di Banyuwangi. Di samping itu, tentu pasar rute ini adalah wisatawan, pelaku bisnis, mahasiswa dan kalangan masyarakat luas yang akan ke Banyuwangi. Mereka butuh aksesibilitas yang mudah ke Banyuwangi, sehingga ini jadi pasar yang menarik bagi maskapai," ujar Anas. (hns/hns)

Hide Ads