Pasar Murah Toko Tani Berubah Jadi Lapangan Badminton, Ini Penjelasan Kementan

Pasar Murah Toko Tani Berubah Jadi Lapangan Badminton, Ini Penjelasan Kementan

Muhammad Idris - detikFinance
Minggu, 23 Okt 2016 14:39 WIB
Foto: Muhammad Idris (Pasar Murah TTI Jadi Lapangan Badminton)
Jakarta - Sempat jadi primadona bagi ibu-ibu yang berbelanja kebutuhan bahan pokok, saat ini kondisi Toko Tani Indonesia (TTI) sepi. Setiap hari, toko yang digadang-gadang Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, bisa memotong rantai pasok pangan ini kondisinya lengang.

Tak ada lagi hiruk-pikuk masyarakat yang mengantre di halaman TTI yang berada di seberang SMA Negeri 28, Pasar Minggu, Jakarta itu. Bahkan, gedung yang sebelumnya jadi loss berjualan bahan-bahan pokok, kini beralih fungsi jadi lapangan badminton.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi berujar, sepinya TTI terjadi lantaran pasar murah yang dibuka pada 15 Juni lalu tersebut, karena harga bahan-bahan pokok yang dijual TTI sudah berangsur stabil kembali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu juga karena momen saja. Kalau sepi, artinya harga-harga bahan pokok sudah stabil di luar (TTI). Sekarang beras, bawang, dan lainnya kan sudah stabil. Yang lagi mahal-mahalnya sekarang cabai saja," ungkap Agung kepada detikFinance, Minggu (23/10/2016).

Diungkapkannya, harga bahan-bahan pangan pokok di pasar-pasar di sekitar TTI saat ini juga sudah turun, sehingga masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar-pasar tersebut.

"Kalau dulu TTI lebih murah. Sekarang contohnya kayak Pasar Minggu harga bahan pangannya seperti beras, bawang merah, gula, dan lainnya sudah turun. Jadi wajar orang tak lagi TTI," tutur Agung.

Dia menjelaskan, meski jumlah pengunjungnya berkurang, TTI masih tetap buka dan menjual beberapa bahan kebutuhan pokok.

"Jadi kalau pas ramai TTI itu buka jam 7.00 sampai jam 18.00, sekarang buka dari jam 8.00 sampai jam 14.00. Itu menyesuaikan saja. Setiap hari juga kami mencatat daging sapi (beku) terjual 400 kilogram, kemudian daging kerbau 400 kilogram per hari. Bawang merah pun sama, memang tidak sebanyak saat sebelum Lebaran. Tutupnya memang lebih awal saja," pungkas Agung. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads