Tak ada lagi hiruk-pikuk masyarakat yang mengantre di halaman TTI yang berada di seberang SMA Negeri 28, Pasar Minggu, Jakarta itu. Bahkan, gedung yang sebelumnya jadi loss berjualan bahan-bahan pokok, kini beralih fungsi jadi lapangan badminton.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi berujar, sepinya TTI terjadi lantaran pasar murah yang dibuka pada 15 Juni lalu tersebut, karena harga bahan-bahan pokok yang dijual TTI sudah berangsur stabil kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diungkapkannya, harga bahan-bahan pangan pokok di pasar-pasar di sekitar TTI saat ini juga sudah turun, sehingga masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar-pasar tersebut.
"Kalau dulu TTI lebih murah. Sekarang contohnya kayak Pasar Minggu harga bahan pangannya seperti beras, bawang merah, gula, dan lainnya sudah turun. Jadi wajar orang tak lagi TTI," tutur Agung.
Dia menjelaskan, meski jumlah pengunjungnya berkurang, TTI masih tetap buka dan menjual beberapa bahan kebutuhan pokok.
"Jadi kalau pas ramai TTI itu buka jam 7.00 sampai jam 18.00, sekarang buka dari jam 8.00 sampai jam 14.00. Itu menyesuaikan saja. Setiap hari juga kami mencatat daging sapi (beku) terjual 400 kilogram, kemudian daging kerbau 400 kilogram per hari. Bawang merah pun sama, memang tidak sebanyak saat sebelum Lebaran. Tutupnya memang lebih awal saja," pungkas Agung. (drk/drk)