RI Mau Impor Sapi Indukan, Pemerintah Australia Temui Mendag

RI Mau Impor Sapi Indukan, Pemerintah Australia Temui Mendag

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 24 Okt 2016 17:36 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mendapat kunjungan dari Chairman of Australian Live Export Council atau Ketua Dewan Ekspor Australia, Simon Crean. Kedatangannya untuk membahas terkait rencana Pemerintah Indonesia untuk mengimpor sapi indukan alias induk sapi.

Pokok bahasan pertemuan tersebut menyangkut langkah Kementerian Perdagangan yang baru-baru ini merilis kebijakan impor sapi dengan perbandingan 1:5 dan 1:10.

Untuk peternak yang ingin melakukan impor sapi memiliki perbandingan 1:10, artinya setiap 10 sapi yang diimpor, 1 dia antaranya harus sapi indukan. Selain itu, untuk perusahaan penggemukan atau feedloter memiliki perbandingan impor 1:5 atau setiap 5 sapi yang diimpor, 1 di antaranya merupakan sapi indukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kebijakan ini, pemerintah ingin jumlah sapi indukan bertambah sehingga bisa mnghasilkan sapi yang dilahirkan dari dalam negeri. Tujuannya agar Indonesia tidak lagi ketergantungan akan impor sapi dari berbagai negara termasuk dari Australia.

"Mereka (Australia) memahami kebijakan itu bahwa ini menunjukan keberpihakan pemerintah kepada peternak dan petani kecil. Dengan kebijakan dan policy kita meningkatkan populasi salah satunya seperti ini," jelas Enggar di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin (24/10/2016).

Menurut Enggar, kebijakan impor sapi yang diambil pemerintah ini dilakukan agar peternak lokal tetap memiliki pendapatan dari penjualan sapi lokal.

Selama ini, banyak peternak yang terpaksa menjual sapi indukannya untuk kebutuhan hidup. Sehingga populasi sapi di Indonesia semakin berkurang.

"Mereka (petani) pada dasarnya terpaksa jual indukan saat butuh uang. Jadi Kementerian Pertanian tentu paling bertanggungjawab kalai semakin menurun (populasi), maka peternak semakin sulit," tutur Enggar.

Pemerintah juga tidak akan menggantungkan pasokan sapi dari Australia saja. Pemerintah membuka pasar seluas-luasnya kepada negara lain untuk menambah ketersediaan sapi di Indonesia

"Kami sampaikan bahwa kami akan memperluas pasar, yaitu pasar kita bisa akan impor di luar Australia. Misalnya dari Meksiko, Brazil, Spanyol dan kita akan gali lebih jauh," ujar Enggar.

Dengan dibukanya keran impor sapi dari negara lain, ketergantungan akan impor dari satu negara tertentu bisa dikurangi dan Indonesia bisa mendapatkan pasokan sapi impor dengan harga yang kompetitif.

"Sehingga tidak akan ada kekhawatiran pasokan yang berdampak kepada kita, karena monopoli tidak baik," terang Enggar. (dna/dna)

Hide Ads