Asumsi dasar ini terdiri dari pertumbuhan ekonomi yang akhirnya disepakati pada angka 5,1% dari yang semula 5,3%. Sedangkan inflasi bertahan di angka 4%, dan nilai tukar rupiah di angka 13.300.
Suku bunga SPN 3 bulan disepakati 5,3%. Sedangkan harga minyak ICP disepakati US$ 45/barel. Disepakati pula lifting minyak 815 ribu barel/hari, dan lifting gas 1150 ribu barel/hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan asumsi dasar ekonomi makro, target pembangunan dan beberapa kebijakan fiskal yang akan diambil pemerintah, target defisit anggaran dalam APBN tahun 2017 ditetapkan menjadi Rp 330,1 triliun atau setara 2,41% terhadap PDB. Pembiayaan ini untuk mendorong akselerasi pembangunan infrastruktur sebesar Rp 330 triliun.
"Pembiayaan defisit sebesar Rp 330 triliun harus dijaga agar di bawah 3%," katanya.
Kebijakan defisit tersebut selain melakukan konsolidasi fiskal juga diarahkan untuk memperkuat stimulus fiskal, melalui pengalokasian anggaran untuk kegiatan produktif, peningkatan kapasitas perekonomian, penguatan daya saing, dan menjaga keseimbangan ekonomi makro.
Pemerintah bersama DPR RI juga berkomitmen untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas, antara lain dengan ditargetkannya beberapa indikator, seperti tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,6%, angka kemiskinan 10,5%, indeks gini rasio sebesar 0,39% dan indeks pembangunan manusia sebesar 70,1%. (dna/dna)