Diungkapkan Budi, kapal dengan bobot mati 3.000 DWT ini mengangkut 500 ton muatan barang kebutuhan pokok, dengan operasional masih disubsidi Kementerian Perhubungan untuk 2 tahun ke depan.
"Sekarang masih subsidi, kami masih subsidi untuk Pelni. Kami harapkan dalam satu tahun, maksimal 2 tahun menjadi rute ekonomis dan komersial. Artinya tahun kedua Pelni menjalani rute dengan tarif komersial," jelas Budi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (25/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berikutnya kita sedang tender, ada 3 rute swasta. Jadi swasta tidak usah iri kepada Pelni. Ini memang ada penguatan, nanti swasta dapat Sumatera bagian Barat, Kalimantan, dan Maluku. Ini sudah kita rancang, mulai 1 januari 2017 ada swasta ikut serta," kata mantan Dirut Angkasa Pura II ini. (dna/dna)











































