"Sebagaimana telah disampaikan oleh Ketua Badan Anggaran DPR-RI pada Pembicaraan Tingkat I telah dapat ditetapkan berbagai besaran indikator makro tahun 2017 sebagai berikut pertumbuhan ekonomi 5,1 persen, inflasi 4 persen," ujar Sri Mulyani, di Ruang rapat Paripurna, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2016).
Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di angka 13.300. Tingkat Suku bunga SPN 3 bulan disepakati 5,3%. Sedangkan harga minyak mentah Indonesia atau ICP (Indonesia Crude Price) disepakati US$ 45/barel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan penetapan proyeksi indikator ekonomi makro tersebut mencerminkan kondisi ekonomi yang realistik saat ini, dengan perkiraan tantangan kondisi ekonomi global dan kondisi nasional yang perlu dijaga momentum pertumbuhannya di 2017.
Untuk mencapai target tersebut, Sri Mulyani menyebut pemerintah akan konsisten mendorong sumber pertumbuhan ekonomi nasional dengan memperbaiki iklim investasi melalui berbagai paket kebijakan ekonomi. Serta berkoordinasi kebijakan dengan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas, dan pemberian insentif pada dunia usaha, serta pembangunan infrastruktur.
"Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kualitas belanja negara untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan," ujar Sri.
Selain itu target pembangunan 2017 yaitu tingkat pengangguran ditetapkan 5,6% dan tingkat kemiskinan 10,5% atau tetap seperti RAPBN 2017. Gini Ratio menjadi 0,39% dari sebelumnya 0,38% pada RAPBN 2017. Serta indeks pembangunan manusia sebesar 70,1% dari sebelumnya pada RAPBN 2017 75,3%. (hns/hns)