"Harga jualnya memang sangat tinggi. Untuk kualitas Top Grade mencapai Rp 4,8 juta per kuintal. Bahkan, harga ini menjadi yang tertinggi sejak 10 tahun terakhir," kata salah seorang petani tembakau Voor Oogst Kasturi Jember, Abdurrahman, Kamis (27/10/2016).
Dia menyebutkan, pabrikan memang mematok harga yang sangat tinggi kepada petani. Namun, kualitas panen tembakau petani saat ini buruk dengan kadar air yang sangat tinggi.
"Hujan hampir sepanjang tahun ini jadi penyebabnya. Kadar air tinggi membuat daun tembakau yang dijemur rusak. Hasilnya, mutu jelek dan berdampak pada harga jual," terang Petani tembakau asal Kecamatan Pakusari itu.
Dengan fenomena itu, rata-rata petani hanya bisa menjual tembakaunya di bawah Rp 2 juta - Rp 3 juta per kuintal. Petani masih merugi karena juga banyak areal tembakau yang gagal panen akibat cuaca ekstrem ini.
"Selama satu tahun ini, rata-rata pendapatan petani tembakau kasturi sekitar Rp 24 juta per ha. Itu dengan asumsi pendapatan Rp 2 juta per hektar per bulan. Sementara biaya yang dikeluarkan petani mencapai Rp 48 juta per ha. Artinya, petani masih rugi Rp 14 juta per ha," urai Mantan Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Jember itu.
Sementara Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Jember Masykur mengakui tingginya harga jual tembakau Jember saat ini. Bukan hanya jenis Voor Oogst kasturi, kenaikan harga jual terjadi untuk jenis Naa Oogst.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk tembakau Naa Oogst Top Grade bisa mencapai Rp 13 juta per kuintal, sedangkan terendah Rp 9 juta per kuintal," sebut Masykur saat dikonfirmasi terpisah.
Namun, dia menuturkan, fenomena La Nina atau kemarau basah berdampak buruk pada pertanian tembakau di Jember. Ia juga menyebutkan beberapa waktu lalu sebagian petani mengalami gagal panen akibat guyuran hujan empat hari berturut-turut.
"Ada penurunan produksi tembakau untuk tahun ini sekitar 20 persen hingga Rp 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain cuaca, ini juga diakibatkan penurunan areal tanam tembakau," ulas Masykur.
Berdasarkan data Disbunhut Jember, tercatat luas areal tanam tembakau jenis Naa Oogst Tanam Awal (Nota) sekitar 1.100 ha, Naa Oogst Tradisional 1.068 ha, Voor Oogst Kasturi 3.383 ha, Voor Oogst Rajangan 417 ha dan White Burley seluas 148 ha.