"Kita optimistis target produksi budidaya tahun depan 22,46 juta ton, dengan harapan tetap rumput laut jadi andalan. Karena memang potensinya besar. Harapan kita dengan kegiatan offshore, dan didukung permen yang sudah direvisi, budidaya kita bisa meningkat. Kerapu, kakap, juga akan meningkat," jelas Direktur Jenderal Perikanan Budi daya KKP, Slamet Soebjakto, di kantor KKP, Jakarta, Selasa (1/11/2016).
Program pertama adalah revitalisasi 300 hektar (ha) tambak ikan yang tersebar di Lampung, Pangandaran, Mamuju Utara, dan Kalimantan Utara. Revitalisasi tambak ini akan memanfaatkan tambak-tambak yang selama ini menganggur, sehingga bisa memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, adanya program budi daya ikan lepas pantai di 3 lokasi, yakni Karimun Jawa, Sabang, dan Selatan Jawa. Diperkirakan, program ini akan menghasilkan 568 ton ikan kakap putih per siklusnya.
Adapun perkiraan nilai panennya mencapai Rp 39,7 miliar per tahun, yang akan menyerap pasar domestik di Sumatera Utara, Jawa dan Bali, dan pasar ekspor seperti Australia, Singapura, hingga Amerika.
Ketiga, KKP juga akan meningkatkan produktivitas budi daya ikan melalui 210 hektar minapadi yang akan dilaksanakan di Banjar Negara, Temanggung, Sukabumi dan Aceh.
Keempat, KKP akan melakukan kembali program bantuan 27 paket biofloc, yang mampu mendongkrak produktivitas karena dalam kolam yang sempit dan waktu yang relatif singkat dapat diproduksi ikan lele yang berlipat kali lebih banyak.
Selain itu, KKP juga akan melanjutkan beberapa program yang ada di tahun sebelumnya untuk menunjang produktivitas budidaya perikanan. Seperti pemberian bantuan 48 unit ekskavator untuk rehabilitasi dan ekstensifikasi budi daya laut, pemulihan kembali ekosistem lingkungan perairan umum di 20 lokasi dan 450 paket rumput laut untuk menjamin ketersediaan bibit rumput laut hasil kultur jaring. (hns/hns)