JK ke PT DI: Jangan Banyak Mau

JK ke PT DI: Jangan Banyak Mau

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Rabu, 02 Nov 2016 12:58 WIB
Foto: Bisma Alief
Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (Persero) (DI) berulang kali menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) sejak tahun 2011. Di tahun 2011 industri pesawat terbang nasional ini mendapatkan PMN Rp 1,18 triliun, selanjutnya di tahun 2012 kembali mendapatkan PMN Rp 1,4 triliun dan Rp 400 miliar pada tahun 2015.

Namun pemberian PMN berulang kali tersebut tidak membuat kinerja perusahaan membaik. BUMN yang berkantor pusat di Bandung tercatat masih mengalami kerugian.

Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar PT DI fokus dalam mengembangkan industri pesawat terbang di Indonesia. Selama ini, produksi pesawat PT DI kurang dilirik oleh dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang PT DI saya tadi berbicara bahwa harus fokus, jangan ingin semua. Jangan begitu banyak ingin ke sana ke sini. Pesawat itu bukan hanya membuatnya bisa, persoalan yang lebih rumit lagi memeliharanya," ujar JK usai membuka pameran Indodefence di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Rabu (2/11/2016).

Pernyataan JK ini bukan tanpa alasan. Memang tercatat, PT DI sempat melirik sejumlah sektor industri lain di luar pesawat terbang. Sebut saja proyek mobil listrik yang dikembangkan PT DI pada kurun waktu 2000-2003 dengan nama Gang Car. Juga sejumlah proyek lainnya.

Hal ini membuat industri pesawat yang menjadi lini bisnis utama PT DI menjadi tak maksimal ditangani dan membuat industri pesawat nasional sulit berkembang.

Akibatnya, kebutuhan pesawat terbang dan komponen pesawat terbang di Indonesia sebagian besar masih dipenuhi oleh negara-negara produsen pesawat terbang seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa. JK meminta agar ketergantungan Indonesia terhadap pesawat buatan luar negeri bisa berkurang dengan adanya PT DI.

"PT DI itu harus fokus, harus fokus ke komponen dan tentu tipe tertentu yang bisa dibuat, tapi kalau kita tidak pernah ingin memajukan dalam negeri nanti ketergantungan kita tinggi," kata JK.

Sehingga Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi pesawat-pesawat buatan liar negeri, juga bisa menjadi kiblat industri pesawat terbang di dunia.

"Kita bukan hanya ingin membeli tapi juga memberikan contoh bahwa ini juga akan dibuat oleh negara-negara lain," tutup JK. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads