Trump Menang, Ini Imbasnya Bagi Ekonomi AS dan Global

Trump Menang, Ini Imbasnya Bagi Ekonomi AS dan Global

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Rabu, 09 Nov 2016 17:10 WIB
Trump Menang, Ini Imbasnya Bagi Ekonomi AS dan Global
Foto: Ilustrator Andhika Akbarayansyah
Jakarta - Donald Trump telah mengejutkan Amerika Serikat dan dunia, dengan mengalahkan Hillary Clinton dalam pertarungan untuk menjadi presiden ke-45 AS. Milarder partai Republik itu berhasil memenangkan pemilu 2016 yang disebut sebagai pemilu paling memecah-belah sepanjang sejarah AS.

Bagaimana imbasnya bagi perekonomian AS?

Analis BCA David Sumual menjelaskan, perekonomian AS di tangan Trump akan lebih konservatif dan proteksionis, di mana akan banyak kebijakan yang lebih kepada domestic oriented. Hal ini memang baik bagi AS, namun tidak untuk perekonomian global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Trump menang di luar dugaan. Ini yang saya khawatirkan. Dampaknya ekonomi yang kurang kondusif, karena Trump anti perdagangan bebas," ujarnya kepada detikFinance, Rabu (9/11/2016).

David menjelaskan, dengan penerapan kebijakan yang konservatif dan proteksionis dinilai Trump akan mampu membuat ekonomi AS menggeliat. Isu nasionalis yang dijual Trump untuk menarik simpati warga AS ternyata berhasil. Trump menang dalam Pilpres AS.

"Ada kaitannya dengan kondisi ekonomi yang lagi lesu, isu nasionalisme, anti perdagangan bebas, bikin tembok, terapkan ratusan persen untuk produk-produk asing, orientasi yang anti imigran, anti produk luar negeri, dan terbukti menang," jelas dia.

Menurut Trump, kata David, dengan melakukan pembatasan terhadap para imigran akan memberikan banyak kesempatan kerja bagi warga AS kulit putih. Dengan demikian, angka tenaga kerja di AS meningkat dan pengangguran berkurang.

Di sisi lain, kebijakan anti perdagangan bebas yang bakal diterapkan Trump justru membatasi gerak perekonomian global. Negara di luar AS akan sulit melakukan kerja sama perdagangan dengan AS.

"Kecenderungan pengangguran terus turun tapi dia membatasi imigran, mereka khawatir akan menggerogoti pekerja kulit putih," katanya.

Dihubungi terpisah, Ekonom Senior Emil Salim menyebutkan, Trump akan menerapkan kebijakan yang konservatif. Langkah awal yang akan dilakukan Trump adalah menghapuskan keberadaan Kerja Sama Asia Pasifik atau Trans Pacific Partnership (TPP).

Ekonomi AS bakal berubah menjadi konservatif. Produk-produk luar negeri akan dibatasi dengan dikenakan bea masuk yang tinggi agar produk-produk AS tidak kalah bersaing.

"Sasaran AS itu free trade akan mengalami perubahan, akan lebih konservatif, lebih melihat pada kepentingan AS, dia tidak hidup di dunia global, kurang baik kalau hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Untuk AS bagus, untuk dunia nggak bagus," pungkasnya. (drk/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads