Pertama, menurunkan tingkat pajak. Khususnya bagi para orang kaya agar memberikan insentif bagi mereka untuk dapat meningkatkan aktivitas bisinisnya. Kedua, Trump berencana untuk mengurangi atau memperketat imigrasi dan perdagangan bebas dengan negara lain.
Kebijakan pada poin kedua akan berdampak negatif pada masyarakat menengah ke bawah karena dengan diperketatnya perdagangan bebas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan kebijakan pada poin pertama justru sangat pro terhadap orang menengah atas, khususnya orang kaya. Konsekuensinya, ketimpangan pendapatan antara si kaya dan si miskin akan semakin lebar sehingga tidak baik bagi keberlanjutan kondisi sosio-ekonomi mereka.
Jika kebijakan memperketat perdagangan bebas (proteksionisme) benar-benar dilakukan Trump, maka perekonomian dunia pasti akan terkena imbasnya. Karena, AS adalah perekonomian terbesar dunia dan juga negara paling powerful baik secara politik dan militer.
Oleh karena itu, menurut Dzulfian, dua hal yang kemungkinan besar akan terjadi ke depannya adalah: tingginya ketidakpastian dan memburuknya ancaman deglobalisasi.
"Kemenangan Trump ini, plus ditambah Brexit kemarin, akan menginspirasi politisi anti-globalisasi seperti mereka untuk semakin percaya diri memenangkan pemilu di belahan negara lain. Contoh, Le Penn di Pilpres Perancis," tutur Dzulfian, yang juga kandidat Doktor Durham University Business School. (hns/hns)











































