Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengatakan, akan ada sejumlah kebijakan Donald Trump yang bisa berpengaruh kepada Indonesia. Seperti dari kebijakan fiskal, dimana Trump menjanjikan pemotongan pajak untuk sejumlah kelompok usaha, namun menambah pengeluaran untuk pembangunan infrastruktur.
"Kalau dalam diskusi kami, tentu ini perlu dimonitor terus perkembangan dari hari ke hari. Tetapi yang perlu dilihat, dari fiskal. Karena partai Republik, banyak menjanjikan pemotongan pajak. Dan itu cukup tajam. Tapi saat bersamaan dijanjikan penambahan pengeluaran. Bangun infrastruktur, bangun tembok. Jadi yang di depan terjadi adalah defisit yang semakin besar di Amerika," kata Agus saat ditemui dalam jumpa pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Amerika lebih protektif. Antara lain terlihat akan dilakukannya negosiasi North American Free Trade Agreement (Nafta), TPP (Trans Pasific Partnership) tidak akan diteruskan. Negara-negara besar akan mendapatkan presssure," ungkapnya.
Yang terakhir adalah upayanya untuk menekan pertumbuhan ekonomi global. Globalisasi dianggap lebih banyak mendatangkan duka ketimbang suka. Misalnya, impor barang konsumsi yang murah telah menyebabkan rendahnya gaji pekerja domestik.
"Ini dorongan perubahan. Ini kebijakan yang harus kita lihat lagi bagaimana ke depan. Kebijakan-kebijakan protektif ini akan berdampak ke Indonesia, karena Amerika termasuk terbesar ekspornya," tutur dia.
"Kebijakan protektif ini juga akan membatasi ekspor negara seperti Tiongkok yang akan dibatasi. Kalau ekspor dibatasi, tentu impor dari Indonesia juga akan berdampak. Dan ketidakpastian global juga akan berdampak kepada Indonesia," pungkasnya. (dna/dna)