"Target mulai 2017 dan selesai 2019. Pembangunannya sekitar 2 tahun," ujar Dirut Angkasa Pura Cargo Denny Fikri, ketika dihubungi detikFinance, Jumat (11/11/2016).
Pembangunan dan pengelolaan cargo village ini akan dilakukan dengan cara tender terbuka. Dia membuka kesempatan bagi semua pihak untuk berpartisipasi pada pembangunan dan pengelolaan kampung kargo ini. Karena tujuan awal cargo village supaya Indonesia bisa memiliki daya saing yang setara dengan luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pasti dengan membangun cargo village yang baru kita bisa bersaing dari luar dan membawa kargo sehingga transhipment bisa terjadi, dan Jakarta bisa jadi hub. Mengenai siapa pemainnya yang mengoperasikan itu ya kita serahkan ke pasar akan kita buka," ujar Denny.
Saat ini menurutnya sedang dalam tahap Request for proposal (RFP) tender. Kini AP Cargo sedang membuka penawaran bagi pihak-pihak yang berminat dalam proses pembangunan dan pengelolaan.
Sementara itu, proses tendernya juga belum dibuka. Ia mengatakan tender akan dibuka pada 2017 terkait untuk menentukan operator dan mengakomodir sistemnya.
"Kita harapkan tahun depan bisa dilakukan proses tender untuk menentukan cargo terminal operator dan mengakomodir sistem," kata Denny.
Kampung kargo yang akan dibangun tersebut akan dibangun di lahan seluas 90 hektar dengan nilai investasi Rp 2 triliun. Namun, lahannya telah tersedia milik AP II sehingga tidak perlu lagi pembebasan lahan karena langsung pakai.
"Biaya sedang dihitung, perkiraan Rp 2 triliun," tandas dia. (dna/dna)











































