Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, jika dolar AS menguat terhadap rupiah maka akan berdampak pada meningkatnya harga ekspor dan memberi manfaat kepada eksportir.
"Ekspor paling jingrak bombay, senang ekspor," ujar Enggar, di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cuma, setiap fluktuatif seperti ini baik ekspor impor akan menjadi persoalan karena nggak bisa menghitung harga," kata Enggar.
"Ini kan shocking sesaat karena berbagai rumor dan mengaitkan berbagai hal," imbuhnya.
Menurutnya, setiap kejadian di pasar global mempengaruhi nilai tukar rupiah, misalnya saat Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit. Namun, menurutnya hingga Desember 2016 nanti tidak terlalu berpengaruh pada perdagangan karena telah ada beberapa kontrak perdagangan.
"Kita nggak semata-mata dengan nilai tukar. Kita pernah, Brexit saja ada koreksi sedikit," imbuh Enggar.
Namun, jika rupiah terus berfluktuasi para eksportir dan importir terus menunggu mata uang stabil. Hal itu untuk kepastian harga jual produk dan pembelian bahan baku.
"Kalau dolarnya kuat ekspor pasti menunggu dan kemudian fluktuatif, tiba-tiba terkoreksi 3-4% yang saya juga kaget kok dalam banget," kata Enggar. (dna/dna)











































