Sebab, aksi demo yang dikhawatirkan bisa berakhir rusuh, hanya akan mengganggu kegiatan perekonomian.
"Kita mau ekonomi bagus atau jelek? Demo-demo, ekonomi hancur berantakan. Nggak usah demo," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Stefanus Ridwan, kepada detikFinance, Senin (14/11/2016).
Stefanus mengatakan, aksi demo ini membuat pengusaha untuk mengeluarkan biaya ekstra untuk meningkatkan pengamanan. Akibatnya, beban ini bisa berimbas ke harga jual yang ujung-ujungnya memberatkan konsumen.
Dia berharap semua pihak bisa menahan diri, tidak melakukan aksi demo, dan menyerahkan kasus dugaan penistaan agama itu ke Mabes Polri.
"Kami siaga terus, pengamanan kami double. Tapi ini kan menambah biaya dan bisa menjadi beban ke harga jual. Sebaiknya yang demo berhenti," tutur Stefanus. (hns/wdl)