Selama ini, jalanan di desa yang berada di lereng Gunung Salak tersebut memang jarang dilintasi kendaraan roda empat. Suasana pedesaan cukup terasa, dengan banyaknya warga yang mandi dan mencuci di aliran hulu Kali Cisadane sepanjang perjalanan.
Jaraknya pun cukup jauh, perlu 2 jam kendaraan dari Kota Bogor ke desa yang terkenal dengan sentra sapi perah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kawasan Usaha Peternakan (Kunak) Sapi Perah di desa yang berada di lereng Gunung Salak tersebut.
Desa Situ Udik sendiri merupakan sentra sapi perah susu, dengan populasi 2.150 ekor yang pemerahannya dilakukan oleh 180 peternak.
Mengenakan kemeja lengan panjang putih kesukaannya, Amran tiba di Situ Udik pukul 10.00 WIB. Turun dari mobilnya, Amran langsung menuju salah satu kandang tempat puluhan sapi susu perah berada.
Bau kotoran sapi yang menyengat dengan lantai kandang becek tak dihiraukannya. Ada puluhan kandang sapi perah yang tersebar di areal lahan perbukitan di bawah kaki Gunung Salak itu.
Kedatangannya ke Kunak Sapi Perah itu dilakukan untuk acara Inseminasi Buatan (IB) serentak sebanyak 11.000 ekor sapi di seluruh Indonesia, kecuali Jakarta dan Kepulauan Riau. Kegiatan ini merupakan bagian dari program SIWAB atau Sapi Indukan Wajib Bunting.
![]() |
Usia berkeliling kandang yang berada di tengah sawah perbukitan tersebut, Amran kemudian ikut menyaksikan proses IB pada 5 sapi indukan.
Proses IB sendiri dilakukan dengan memasukkan tangan kiri lewat saluran ke rahim, dengan tangan kanan menyuntikkan sperma beku dari tabung kaca.
"Saya mau kalau bisa buntingkan 500.000 ekor sapi perah di seluruh Indonesia. Ini serentaknya dari sini. Kalau belum bunting, tak boleh berkeliaran," kata Amran ditemui di lokasi, Selasa (15/11/2016).
![]() |
Usai melihat proses IB, Amran yang ditemani anggota Komisi IV DPR, Ikhsan Firdaus, kemudian kembali berkeliling untuk melihat anakan sapi hasil IB yang berumur kurang dari setahun.
Lewat program SIWAB, Amran menargetkan ada tambahan 500.000 ekor sapi perah baru di tahun 2017 dari IB yang dilakukan di tahun ini.
![]() |
"Sampai akhir 2019 ada 500.000 ekor. Ini kan karena sapi (hamil) 9 bulan. Jadi dari IB tahun ini ada 500.000 sampai di akhir 2017," ujar Amran.
Sebagai informasi, data dari survei Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia tahun 2015 tercatat memiliki 518.649 ekor sapi perah dengan produksi 835.100 ton. Sementara total kebutuhan susu sapi dalam setahun mencapai 3,8 juta ton. Atau dengan kata lain produksi susu segar dalam negeri baru memenuhi 22% kebutuhan susu nasional. (wdl/wdl)