Menurut Nila, alkes produksi dalam negeri sebenarnya sudah mampu memasok kebutuhan dalam negeri. Namun, peminatnya masih sedikit.
"Alkes produksi dalam negeri sebenarnya telah mampu memenuhi 46% kebutuhan alat kesehatan di rumah sakit tipe A. Namun, minat penggunaannya masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari data yang dimiliki Kementerian Kesehatan bahwa pasar alat kesehatan 90% masih didominasi oleh produk impor," ujar Nila Moeloek saat pembukaan pameran alkes di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (18/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Inilah makanya kami minta mudah-mudahan Menko Perekonomian akan mendorong untuk ketergantungan bahan impor yang masih 90% itu bisa menjadi produk-produk dalam negeri," tutur Nila.
Permintaan ini untuk meneruskan aspirasi produsen yang selama ini berharap pemerintah mendorong rumah sakit menggunakan produk akes dalam negeri.
"Saya juga harus membuat janji dengan para pelaku industri atau asosiasi sangat mengharapkan apa yang telah dibuat di dalam negeri harusnya dipakai oleh rumah sakit dalam negeri. Kalau melakukan kegiatan sebaiknya mengajak produk-produk dalam negeri untuk dipamerkan," imbuh Nila.
Nila menambahkan, Kementerian Kesehatan bersama Dinas Kesehatan di daerah juga mendampingi 30 UKM produsen alkes untuk terus menghasilkan produk yang berdaya saing dan berkualitas ekspor.
"Diharapkan, dengan semakin diperkenalkannya produk Alkes dalam negeri dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk Alkes impor. Penggunaan alkes dalam negeri yang meningkat diharapkan juga dapat meningkatkan ekspor ke mancanegara," kata Nila. (hns/hns)











































