"Pekanbaru-Dumai progress tanahnya 19,4% dan konstruksinya 2%," ujar Direktur Operasional Jalan Tol PT Hutama Karya Bambang Pramusinto dalam diskusi media di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Jumat (18/11/2016).
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengakui, pembebasan lahan ruas tol Pekanbaru-Dumai masih sangat kecil dikarenakan keterbatasan anggaran pemerintah saat sebelum dibentuknya peraturan Menteri Keuangan mengenai penggunaan dana talangan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang kita proses lagi. Dari mulai BPN lakukan inventarisasi, dan lain-lain. Semua sedang diproses, itu juga jadi prioritas kami, kita menunggu pendataan dari BPN, kemudian nanti musyawarah dan sebagainya. Jadi tidak ada kendala apa-apa sebetuknya. Jadi memang karena alokasi dananya tidak ada, tapi sekarang BUJT sudah ada dana talangan, ya jalan lagi," ungkapnya dalam kesempatan yang sama.
Progress terbesar sendiri telah dilakukan pada seksi 3 yang berlokasi di Kandis Selatan. Namun karena pembebasan lahan ada di tengah-tengah seksi, membuat proses konstruksi masih belum dilakukan.
"Kami akan memulai dari seksi I yang sudah bebas 3 km. Sebentar lagi, bulan ini mudah-mudahan bisa sampai 10 km. Memang dari PUPR sudah bebaskan 17 km dari tengah, tapi apabila ini jadi, jalan keluarnya masih belum baik. Artinya orang tidak berminat juga masuk karena dia dipotong di tengah," timpal Bambang. (dna/dna)











































