Menurut Staf Khusus Wakil Presiden, Sofjan Wanandi, pertemuan ini akan memfasilitasi para negara anggota APEC untuk berkolaborasi dalam menghadapi melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
"Kita bicara di Bali (pertemuan APEC September 2013) juga mengenai infrastructure funds, tidak ada follow up. Kita bicara juga mengenai kerja sama UKM belum ada usaha juga," katanya Jumat (18/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih banyak kita ingin mendengar dulu setelahnya baru kita pikir ke depannya apa strategi kita sendiri untuk jangan sampai apa yang sudah kita capai di APEC ini puluhan kali ini malah mundur sama sekali," katanya.
Apalagi, tambah Sofjan, di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia maka dikhawatirkan akan membuat kesepakatan lama perlu diperbarui.
"Saya pikir sebenarnya kan APEC tadinya bagaimana meningkatkan perdagangan dan investasi dari negara-negara ini kan, 60% kan menguasai ekonomi dunia. Cuma ini kita lihat ketidakpastian ini bagaimana, liberalisasi APEC dalam ekonomi dan perdagangan," ucapnya.
"Saya merasa tentu kita ingin tujuannya tetap kita pertahankan, tapi perkembangan-perkembangan yang terakhir ini tentu kita harus ikuti, melihat bagaiman AS sendiri posisinya sekarang kan ada Obama datang (ke APEC)," jelasnya.
Menurutnya, kebijakan Obama sendiri mungkin belum banyak berubah sejak kesepakatan terakhir, yang perlu diwaspadai adalah kebijakan dari Presiden AS Terpilih, Donald Trump.
"Kalau Obama saya pikir tidak ada perubahan, tapi kalau Trump ini kan pasti ada perubahan-perubahan. Apakah dia akan sama atau punya sikap yang lain sama sekali," tambahnya.
Sofjan menambahkan, jika ternyata AS punya kebijakan lain di luar kesepakatan lama, hal itu tidak menjadi masalah selama negara-negara APEC lain masih solid untuk mendukung kesepakatan lama tersebut.
"Jadi kalau ada yang sudah tidak bisa ya tidak apa-apa. Amerika kalau mau pindah dulu tapi kerja sama di antara negara-negara APEC minus Amerika itu harus kita pertahankan juga. Karena kan sayang kita sudah bicara banyak, banyak juga yang belum ada follow up-nya," ujarnya. (ang/hns)











































