Acara tersebut dirangkaikan dengan kegiatan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dan pemberian bantuan ikan segar beku kepada masyarakat di Jawa Timur. Susi mengajak para santri Tebuireng untuk selalu mengkonsumsi ikan.
"Saya mengajak para santri untuk tidak berhenti makan ikan. Kenapa? Karena konsumsi ikan di Indonesia kira-kira hanya 46 kg per kapita per tahun", ungkap Susi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi kini, Susi menilai harga ikan sudah sangat murah, terutama ikan laut yang memiliki kandungan protein sangat tinggi. Susi pun berharap, konsumsi ikan dapat dilakukan terus-menerus.
"Saya berharap, konsumsi ikan bukan hanya dilakukan hari ini saja. Tapi seterusnya. Kandungan protein dalam ikan, sangat bagus untuk pertumbuhan dan mendorong cara berpikir", terang Susi.
Dia menambahkan, melimpahnya ikan saat ini, merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia lapangan kerja, penghasil devisa serta pendukung terwujudnya ketahanan pangan dan gizi nasional.
Dalam rangka meningkatkan asupan gizi masyarakat untuk mendukung program Gemarikan, KKP kembali mendistribusikan 6 kontainer ikan untuk dibagikan kepada masyarakat di daerah rawan gizi dengan tingkat konsumsi ikan rendah, panti asuhan, Ponpes, yayasan yatim piatu, dan lembaga sosial lainnya.
Dua dari enam kontainer tersebut, masing-masing sebesar 24,5 ton, dibagikan di Jatim, yang penyerahan simbolisnya dilakukan oleh Susi di Ponpes Tebuireng Jombang, di bawah koordinasi Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP).
Penyerahan bantuan untuk masyarakat Jatim ini diperuntukkan bagi 11 Kabupaten/Kota, yakni Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Mojokerto, Kab. Jombang, Kab. Nganjuk, Kab. Kediri, Kota Kediri, Kab. Blitar, Kab. Tulungagung, Kab. Trenggalek, dan Kab. Banyuwangi. (drk/drk)