"Perkembangannya saat ini telah mencapai 25,85%. Lebih cepat dari yang direncanakan yakni hanya sekitar 24,82%," kata Dirjen Bina Marga Arie Setiadi kepada detikFinance, Senin (21/11/2016).
Ia menjelaskan, bentuk pekerjaan yang dilakukan pada ruas jalan ini adalah pelebaran jalan yang sudah ada dari semula hanya dua lajur menjadi 4 lajur lengkap dengan median jalan mirip seperti pembangunan jalan tol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Dok. Kementerian PUPR |
Pekerjaan konstruksi dikerjakan oleh Kerja Sama Operasi PT Wijaya Karya-Istaka Karya dan Daya Mulia Turangga.
Arie mengatakan, khusus di wilayah Kalimantan Barat, ada 3 proyek pembangunan akses perbatasan.
Selain ruas Balai Karangan-Entikong, dua ruas lainnya adalah ruas Simpang Tanjung-Aruk dan Nanga Badau Lanjak.
Pada ruas Simpang Tanjung-Aruk, pekerjaan dibagi dalam dua paket. Paket pertama sepanjang 46,42 km yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya dan PT Yasa Patria Perkasa, telah mencapai perkembangan konstruksi sebesar 58,57%.
Sementara pada paket kedua sepanjang 26,2 km yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya Tbk, perkembangannya telah mencapai 21,19%.
Foto: Dok. Kementerian PUPR |
Pada ruas Nanga Badau-Lanjak sepanjang 27 km yang dikerjakan PT Brantas Abipraya, perkembangan konstruksi fisik yang dicapai yakni sebesar 18,42%.
"Seluruhnya masih in line dengan target kita. Beberapa malah ada yang sudah lebih maju dari target. Dengan perkembangan ini, kami optimistis 2018 seluruhnya bisa 100% dan nyaman dilewati," pungkas Arie. (dna/wdl)












































Foto: Dok. Kementerian PUPR
Foto: Dok. Kementerian PUPR