Berbagai pertemuan pun dilakukan dari mulai tingkat CEO sampai ke kepala negara anggota APEC. Isu yang berkembang dari awal hingga penutupan APEC adalah terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS yang baru serta kekhawatiran kebijakan proteksionisme.
Proteksionisme adalah kebijakan ekonomi yang mengetatkan perdagangan antarnegara melalui cara-cara seperti tarif barang impor, batas kuota, dan berbagai peraturan pemerintah yang dirancang untuk menciptakan persaingan adil (menurut si pelaku) antara barang dan jasa impor serta barang dan jasa dalam negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para petinggi negara yang hadir pada pertemuan di dua hari terakhir APEC Summit antara lain Presiden Rusia Vladimir Putin, PM Malaysia Najib Razak, Sultan Brunei Darrusalam Hassanal Bolkiah, Presiden China Xi Jinping, Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte, dan lain-lain.
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), menjadi perwakilan Indonesia dalam pertemuan tersebut. Menurut JK, setelah melangsungkan pertemuan dua hari, kesepakatan pun diambil.
"Banyak sekali yang diputuskan, mulai dari meningkatkan kualitas manusia dan konektivitas antar negara. Indonesia siap menjadi bagian pokok dari APEC ini," kata JK usai menggelar pertemuan di Lima Convention Center (LCC), Peru, Minggu (20/11/2016).
Dengan melihat situasi ekonomi yang tengah melambat seperti sekarang ini, para pemimpin negara APEC sepakat untuk mencegah terjadinya proteksionisme antar negara, khususnya dari AS yang segera masuk masa transisi pemerintahan.
"Melihat keadaan ekonomi kali ini, APEC sepakat mencegah apabila terjadi proteksionisme di antar negara khususnya dari AS. Semua negara tentu mengantisipasi hal-hal tersebut, supaya jangan terjadi perang dagang," jelas JK.
Masing-masing negara, kata JK, punya cara berbeda dalam mencegah terjadinya proteksionisme ini. Namun yang pasti, negara-negara anggota APEC akan tetap pertahankan keterbukaan dan kebebasan perdagangan antar negara.
Pada kesempatan itu, JK pun sempat bertanya kepada Presiden AS Barack Obama yang juga menghadiri pertemuan tingkat tinggi tersebut.
"Jadi saya tanya ke Obama, apa yang akan dilakukan AS setelah Trump jadi presiden. Janji-janji kampanyenya bagaimana, apakah akan dilaksanakan semua, kira-kira di atas 50% atau di bawah 50% (kemungkinan janji-janji kampanye dilakukan)?" Tanya JK kepada Obama.
"Obama bilang 'ya di bawah 50%', katanya begitu. Jadi Obama minta jangan terlalu stress lah kalau melihat janji-janji kampanye Trump," katanya.
Saat kampanye memang banyak janji suami Melania Trump itu yang diperkirakan bisa membuat geger dunia internasional. Mulai dari deportasi imigran gelap, anti muslim, sampai proteksionisme terhadap ekonomi.
Hal ini yang menjadi pembahasan intensif dalam beberapa kali pertemuan kepala negara APEC. Maka dari itu, JK langsung bertanya kepada Obama yang sebentar lagi menyerahkan kursi jabatan Presiden AS kepada Trump.
"Jadi langsung saja saya tanya pakai angka, apakah di atas 50% atau di bawah 50%. Dia (Obama) jawab di bawah 50%," jelasnya. (ang/hns)