Perwakilan pemerintah adalah Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Maritim Luhut B Panjaitan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong.
Turut hadir juga beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Bank Mandiri persero Tbk dan PT Pertamina persero. Pertemuan diselenggarakan secara tertutup di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Rabu (23/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilai perdagangan Indonesia-Belanda adalah US$ 4,22 miliar pada 2015, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 4,89 miliar. Indonesia masih surplus dengan besaran pada 2015 sebesar US$ 2,65 miliar.
"Memang dari pihak kita perlu negara yang menjadi semacam pintu kita di Eropa dan sejauh ini Belanda yang menjalankan peran itu," papar Darmin usai pertemuan.
Perusahaan yang hadir dalam pertemuan berminat untuk menanamkan modal di Indonesia. Darmin telah menjelaskan perubahan yang sudah dilakukan pemerintah untuk mempermudah investasi di Indonesia.
"Mereka banyak di bidang maritim, pelabuhan, kapal. Mereka itu kan akan membantu mengembangkan NCICD dan pelabuhan Kuala Tanjung," terang Darmin.
Dalam catatannya, investasi perusahaan Belanda di Indonesia mencapai US$ 1,30 miliar pada 2015 untuk 421 proyek. Ini meningkat drastis dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1,73 miliar untuk 181 proyek.
Seperti diketahui, beberapa CEO perusahaan Belanda yang hadir adalah Marten Wetselaar - CEO Royal Dutch Shell, Pieter Van Oord - CEO Van Oord, Allard Castellein - Port of Rotterdam, Else F Bos - CEO PGGM Pension Fund, Rene H Berkvens - CEO Damen Shipyard Group dan Frits Eulderink. (mkl/dna)











































