Pemerintah Buka Impor Daging Sapi dan Kerbau, Ini Dampaknya ke Peternak

Pemerintah Buka Impor Daging Sapi dan Kerbau, Ini Dampaknya ke Peternak

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 28 Nov 2016 20:07 WIB
Foto: Dyan Wahyu Nugroho
Jakarta - Pemerintah menginginkan harga daging sapi bisa turun di level Rp 80.000/kg. Berbagai cara dilakukan pemerintah, seperti membuka impor besar-besaran pada daging sapi beku dan daging kerbau India.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Rochadi Tawaf berujar, meski tujuan impor bagus yakni menyediakan alternatif daging sapi segar, namun hal tersebut membuat peternak enggan melepas sapinya lantaran harga sapi hidup di peternak turun.

"Impor masuk dan kita terdegradasi statusnya. Peternak rakyat yang kena dampak. Akhirnya peternak hanya fokus untuk persiapan daging kurban saja yang tahunan. Bukan jual untuk kebutuhan harian, tapi menunggu setahun," ujar Rochadi di acara Kongres Nasional Peternak Rakyat 2016 di TMII, Jakarta, Senin (28/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebijakan harga daging Rp 80.000/kg tersebut, menurut Rochadi, sulit dilakukan peternak lokal dan malah berdampak pada semakin bergantung pada konsumsi daging impor.

"Biaya produksi dalam negeri tidak bisa mengejar angka itu Rp 80.000/kg, akhirnya peternak lokal tidak tertarik produksi daging di peternakan. Harga idealnya itu Rp 100.000/kg, akhirnya kita tergantung pada impor dan produksi peternakan rakyat tidak naik," tandas Rochadi.

Dalam pertemuan dengan sejumlah asosiasi peternak rakyat lainnya, pihaknya juga berencana membentuk Dewan Peternakan Rakyat lantaran selama ini sektor ini kerap diabaikan pemerintah.

"Termaginalkan (peternakan), pinjaman tidak diperhatikan sama bank. Bisnisnya sudah susah naik, semua kehidupan peternak di pedesaan dalam kondisi sakit. Tujuan kongres ini, kita sudah deklarasi membentuk Dewan Peternakan Rakyat untuk mengawal pembangunan, menindaklanjuti usulan yang masuk dan revisi UU. Kita sampaikan ke komisi IV dan akan kita sampaikan langsung ke Pak Jokowi minta masukan perbaikan untuk ke depannya," pungkasnya. (hns/hns)

Hide Ads