Menurutnya, alasan solidaritas menjadi alasan klasik untuk tidak menghormati tugas dan kewajiban dari masing-masing tanggung jawab. Akibatnya, rasa solidaritas yang mencoba melonggarkan aturan akan berdampak negatif.
"Selama ini pertemanan dan solidaritas direfleksikan pada cara yang salah. Selalu banyak sekali excuse untuk kemudian menjadi alat bagi kita tidak menghormati fungsi masing-masing," jelas Sri Mulyani dalam sambutannya di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (29/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di dalam Indonesia untuk mengingatkan teman check and balance sangat sulit. 'Ah sama temen sendiri jangan gitu, kita masuk lama di Direktorat Jenderal Pajak kita susah sama-sama'," ujar Sri Mulyani.
Namun, jika cara saling mengingatkan dianggap sebagai sesuatu yang salah maka ada yang rusak dari budaya kita.
"Kalau menganggap itu sebagai gangguan sok tahu ,sok suci, itu menggambarkan culture sangat rusak dari sisi value," kata Sri Mulyani. (drk/drk)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 