Direktur Komersial PT Pelni Harry Boediarto mengatakan, tahun ini Pelni mendapatkan suntikan modal atau Penanaman Modal Negara (PMN) sebanyak Rp 500 miliar dari pemerintah. Dana tersebut untuk menambah 6 kapal cargo dalam program tol laut.
Namun, dari 6 rencana kapal baru, hingga saat ini baru mendapatkan 1 kapal yang berasal dari Turki. Kapal tersebut senilai Rp 63,4 miliar sehingga dari Rp 500 miliar, masih terdapat sisa Rp 436,6 miliar yang di-carry over atau dialihkan ke tahun depan. Dengan demikian, sisa 5 kapal tersebut akan dibeli pada tahun 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapal dari Turki itu berkapasitas kontainer 350 teus, kapasitasnya pakai gear sendiri. Itu cocok untuk pelabuhan kecil di Indonesia Timur, belum ada crane di daratnya jadi harus ada crane kapal," ujar Harry.
Sementara jika membeli kapal baru, beberapa kapal di Eropa tidak ada crane karena di pelabuhannya telah tersedia crane. Maka dari itu, Indonesia membeli kapal cargo bekas dari Turki.
"Kalau di sana negara-negara di Eropa itu crane ditinggalkan karena rata-rata di kapalnya sudah ada crane sendiri. Itu kita pakai kapal Turki, kapal itu untuk melayani ke Afrika," kata Harry.
Sedangkan jika membeli kapal baru membutuhkan waktu 1-2 tahun lagi untuk memilikinya sementara program tol laut itu harus tetap berjalan. Dengan demikian, jika pemerintah menunggu kapal baru maka harus menyewa kapal agar program tol laut tetap berjalan.
"Capex akan beli kapal harusnya tahun ini, tapi kita baru dapat 1 karena susah nyari kapal bekas, sulit nggak kayak mobil pabrik, hampir bentuknya ini semua kita pesan, jadi di custom nggak ada, tergantung pemilik yang lama jadi bentuknya beda-beda," kata Harry.
Sementara itu, Corporate Secretary Pelni, Didik Dwi Prasetio mengatakan, kapal dari Turki tersebut rencananya akan tiba di Singapura pada 14 Desember nanti. Kapal tersebut akan berada di Singapura selama 5 hari, di mana pada tanggal 23 Desember ditargetkan telah sampai di Jakarta.
"Pembelian kapal dari Turki rencana tiba di Singapura 14 Desember, itu kurang lebih 5 hari di Singapura, awalnya kapal itu berbendera Turki akan diganti jadi merah putih, nanti nama kapalnya akan kami ganti. Berangkat dari Singapura tanggal 19 Desember, baru 23 Desember datang di Jakarta setelah itu diresmikan," ujar Didik.
Kapal tersebut akan berkapasitas 350 teus. Nantinya akan digunakan untuk melayani beberapa trayek tol laut pada 2017.
"Nanti akan ada kapal kontainer dengan kapasitas 350 teus, nanti akan melayani beberapa trayek tol laut di 2017. Nanti ada tambahan 3 trayek lagi yang akan di lelang di selanjutnya," ujar Didik. (drk/drk)