Tahun 2015, Realisasi Investasi Asal Timur Tengah di RI Rp 409 M

Tahun 2015, Realisasi Investasi Asal Timur Tengah di RI Rp 409 M

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 05 Des 2016 14:55 WIB
Asisten Utusan Khusus Presiden untuk Kerja sama Timur Tengah dan OKI (UKPTTOKI) Bidang Investasi dan Kerja Sama Ekonomi, Aditya Perdana (Foto: Ardan Adhi Chandra)
Jakarta - Memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia ternyata tak cukup menarik minat investor asal negara-negara timur tengah untuk menanamkan investasinya di Indonesia.

Asisten Utusan Khusus Presiden untuk Kerja sama Timur Tengah dan OKI (UKPTTOKI) Bidang Investasi dan Kerja Sama Ekonomi, Aditya Perdana memaparkan, realisasi investasi negara-negara timur tengah di Indonesia hanya sekitar US$ 30,36 juta atau sekitar Rp 409,86 miliar di tahun 2015.

"Timur tengah sangat disayangkan, yang paling tinggi dari Timur Tengah itu Saudi Arabia senilai US$ 30,36 juta di 28 proyek. Kemudian disusul dengan Uni Emirat Arab US$ 19,25 juta dan Yaman US$ 7,12 juta," tutur Aditya dalam Seminar Nasional Upaya Meningkatkan Investasi dan Kerja Sama antara Indonesia dengan Timur Tengah dan OKI di Hotel Millenium, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (5/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angka ini, sambung dia, jauh lebih rendah ketimbang realisasi investasi yang berasal dari Singapura dan Malaysia di Indonesia.

Bahkan, nilai investasi dari Singapura yang masuk ke Indonesia tercatat sebagai yang tertinggi pada tahun 2015.

"Nilai investasi terbesar ke Indonesia saat ini dari Singapura sebesar US$ 5,9 miliar terdapat di 3.012 proyek. Disusul oleh Malaysia dengan US$ 3,07 miliar di 913 proyek," sambung dia.

Masih minimnya peran investor asing asal timur tengah dalam menanamkan dananya di Indonesia terkait dengan karakteristik investor yang lebih menyukai investasi yang sudah ada alias existing.

Investor asal Timur Tengah pada umumnya menyukai investasi di bidang usaha yang sudah mapan dibandingkan membentuk dan merintis usaha baru di Indonesia.

"Investor dari Timur Tengah lebih menyukai investasi yang bersifat pengembangan atau upgrading dibandingkan men-set up bisnis dari awal," kata Aditya.

Investor asal Timur Tengah juga menginginkan sektor yang memiliki potensi keuntungan yang tinggi. Mereka pada umumnya menginginkan investasi dengan return atau tingkat pengembalian keuntungan di atas 18% per tahunnya.

"Dari pengalaman, investor Timur tengah mengharapkan peluang investasi yang menjanjikan high yield yang cukup tinggi. Al Waleed bin Thalal Group misalnya, mensyaratkan IRR lebih dari 18% per tahun," tutup Aditya. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads