Sepanjang tahun 2015 saja, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penumpang angkutan udara mencapai 82,5 juta orang atau naik 12% dari jumlah penumpang udara pada tahun 2014 yang sebesar 72,6 juta orang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku tidak terlalu senang dengan perkembangan tersebut. Karena, meskipun mengalami pertumbuhan sangat positif, namun persebarannya tidak merata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut didukung oleh data BPS yang menyebutkan, pertumbuhan jumlah penumpang terbesar sepanjang tahun 2015 tercatat di Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 19,4 juta orang.
Selanjutnya diikuti Bandara Juanda Surabaya 6,9 juta orang, Bandara Kualanamu Medan sebanyak 3,22 juta orang, Ngurah Rai di Bali 4,19 juta orang, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar 3,31 juta orang dan bandara lain 31,822 juta.
Selain pertumbuhan yang tidak merata, penumpukan lalulintas udara di Bandara Soekarno-Hatta rupanya juga menimbulkan masalah tersendiri.
Karena terlalu sibuk dengan lalulintas udara di dalam negeri, pelayanan lalu lintas udara yang datang dari luar negeri menjadi tidak maksimal. Tak tersedia ruang yang cukup bagi penerbangan internasional untuk melaksanakan penerbangan langsung ke Jakarta.
"Sekarang internasional itu cuma 15% (dari keseluruhan rute)," tandas Budi Karya. (dna/ang)











































