Pertemuan itu berlangsung di Bali Nusadua Convention Centre, Badung, Bali, Selasa (6/12/2016). Kedua tokoh tersebut berbincang terkait acara 16th Asia and Pacific Regional Meeting (APRM) ILO.
Hanif tiba di convention centre sekitar pukul 11.00 WITa dan langsung menemui Guy di ruangan Uluwatu 6: Chairperson. Hanif ditemani oleh Sekjen Kemenaker Abdul Wahab Bangkona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga pukul 12.00 WITa, pertemuan keduanya belum selesai. Acara pertemuan kawasan yang dihadiri lebih dari 35 negara itu akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada pukul 14.00 WITa.
Pertemuan tertutup tersebut baru usai sekitar pukul 12.30 WITa. Usai pertemuan itu, ia langsung berbincang dengan para petinggi sidang.
"Soal acara ini, persiapannya. Nggak ada hal khusus (yang dibicarakan), namanya kerja sesama panitia," kata Hanif ketika dikonfirmasi soal isi pertemuan dengan Guy.
Ia menyampaikan hal ini sebelum pembukaan acara 16th Asia and Pacific Regional Meeting ILO, Hanif menegaskan, acara ILO untuk kawasan Asia Pasifik ini membahas ketenagakerjaan.
"Fokusnya ya banyak, kalau kita sih di antaranya ada masalah pendidikan vokasi, migrasi dan masalah job opportunity," ujar Hanif.
Hanif menjelaskan, fokus acara juga akan menyinggung keadilan sosial dalam konteks dunia kerja. Seperti pengangguran, peningkatan kemampuan atau sumber daya manusia, pertumbuhan kualitas tenaga kerja dan lain sebagainya.
"Kita juga akan melakukan pertemuan bilateral nanti, dengan Palestina, dengan Iran, dan beberapa negara lain. Macam-macamlah kerjasama bilateral," ucap Hanif.
Acara ILO ini akan dibuka oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada pukul 14.00 WITa. Acara ini dihadiri 35 negara Asia Pasifik, 11 negara Timur Tengah, dan beberapa negara anggota ILO seperti Amerika Serikat, Prancis dan lainnya.
"Terdapat 4 isu utama yang dibahas dalam sesi diskusi persidangan APRM, yaitu meliputi upaya pencapaian kerja layak di kawasan Asia dan Pasifik, khususnya terkait tantangan dan kebijakan untuk penciptaan lapangan kerja dan kesetaraan," kata Sekjen Abdul terpisah.
"Keterampilan tenaga kerja untuk masa mendatang, penguatan dialog sosial bagi pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif, serta promosi penerapan Deklarasi Tripartit ILO mengenai prinsip-prinsip perusahaan multinasional dan kebijakan social di Asia dan Pasifik," tambah Abdul. (vid/dna)











































