Cegah Kesalahan Konstruksi di Proyek Infrastruktur, RI Belajar dari Korsel

Cegah Kesalahan Konstruksi di Proyek Infrastruktur, RI Belajar dari Korsel

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Selasa, 06 Des 2016 13:25 WIB
Country Director KOICA, Oh Ki Yun (Foto: Eduardo Simorangkir)
Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi bekerja sama dengan Korea International Cooperation Agency (KOICA) terkait manajemen keselamatan fasilitas publik di Indonesia.

Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan keandalan infrastruktur, yang salah satunya dinilai dengan pemenuhan terhadap aspek keselamatan (safety). Aspek keselamatan tidak hanya ditinjau pada saat pelaksanaan konstruksi tetapi juga saat masa pemanfaatan, pemeliharaan sampai pembongkaran infrastruktur tersebut.

"Tujuan utama kerja sama ini mendiagnosa fasilitas pokok untuk negara Indonesia supaya kita dapat membuat peraturan baru untuk menjaga keselamatan masyarakat Indonesia," Country Director KOICA, Oh Ki Yun di Hotel Century Park, Jakarta, Selasa (6/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerja sama ini didasari pada kesadaran mengenai urgensi untuk mewujudkan manajemen infrastruktur yang baik dengan peningkatan kapasitas serta penyiapan sistem manajemen konstruksi. Korea Selatan (Korsel) sebagai salah satu negara yang pernah memiliki masalah yang sama dengan Indonesia, menjadi partner strategis yang diharapkan bisa menangani masalah ini.

Korea Selatan pernah mengalami, di mana Jembatan Sungsoo dan pusat perbelanjaan Sampoong pernah runtuh akibat manajemen konstruksi yang kurang baik. Sedangkan Indonesia pernah mengalami runtuhnya jembatan Kutai dan Cisandeu.

Bersamaan dengan itu, kerja sama ini dapat mendukung knowledge transfer terkait sistem manajemen keselamatan infrastruktur di Indonesia.

Disamping itu, CEO KISTEC (Korea Infrastructure Safety & Technology Corporation), Kang Young Jong juga memperkenalkan 3.0 policy, yaitu kebijakan mengenai sistem yang mengatur information sharing terkait data inspeksi konstruksi. Produk akhir dari kerja sama ini adalah terwujudnya kerangka kebijakan institusional untuk manajemen keselamatan fasilitas publik di Indonesia serta dokumen manual inspeksi keselamatan untuk jembatan.

"Memang setelah terjadi kasus tragedi itu, ada pendirian KISTEC, karena belum pernah terjadi kasus seperti itu selama ini. Setahu saya, karena ada kasus runtuhan jembatan Kutai di kalimantan, pemerintah Indonesia ingin meningkatkan diagnosa tentang fasilitas keamanan nasional," ungkapnya dalam kesempatan yang sama.

"Kami telah menggambarkan cetakan masa depan. Sekarang tinggal membuat rencana sesuai cetakan yang telah dibuat," tukasnya. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads