"Dari global dinamic ada ketidakpastian dipicu hasil pemilu Amerika Serikat (AS) Trump terpilih karena kebijakan-kebijakannya kita belum tahu. Seperti janji-janjinya terkait indikasi pemotongan pajak," kata Chief Economist & Investment Strategist Manulife Asset Management Indonesia, Katarina Setiawan dalam Market Review & Market Outlook 2017 di Gedung Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Rabu (7/12/2016).
Selain itu, rencana pembangunan infrastruktur yang besar-besaran dan juga melakukan proteksionisme terhadap perdagangan bebas membuat gejolak di pasar keuangan dunia dan juga Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita bisa simpulkan mungkin akan ada defesit meningkat karena stimulus fiskal untuk belanja infrastruktur," kata Katarina.
Rencana kenaikan suku bunga acuan AS Fed Fund Rate (FFR) di 2017 juga membuat gejolak di pasar keuangan dunia.
Realisasi kebijakan Trump yang baru akan terjadi di 2017 nyatanya sudah membuat gejolak pasar terlebih dulu. Mendekati pergantian tahun, Trump banyak melakukan revisi terhadap janji kampanyenya terdahulu sehingga diperkirakan gejolak di tahun 2017 tidak akan begitu besar.
"Kelihatannya kebijakan ke depan lebih moderat. Ada beberapa revisi dilakukan di website-nya selama kampanye dihapus ada juga yang tetap tapi lebih bersabat," tutur Katarina. (ang/ang)