Ketidakpastian Ekonomi Pasca Terpilihnya Trump Jadi Tantangan di 2017

Ketidakpastian Ekonomi Pasca Terpilihnya Trump Jadi Tantangan di 2017

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Rabu, 07 Des 2016 13:35 WIB
Foto: ist, Getty Images
Jakarta - Ketidakpastian ekonomi dunia pasca terpilihnya Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat (AS) masih menghantui ekonomi Indonesia di tahun 2017. Pelaku pasar masih menantikan realisasi janji kampanye Trump dalam kampanyenya sebelum terpilih menjadi Presiden AS.

"Dari global dinamic ada ketidakpastian dipicu hasil pemilu Amerika Serikat (AS) Trump terpilih karena kebijakan-kebijakannya kita belum tahu. Seperti janji-janjinya terkait indikasi pemotongan pajak," kata Chief Economist & Investment Strategist Manulife Asset Management Indonesia, Katarina Setiawan dalam Market Review & Market Outlook 2017 di Gedung Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Rabu (7/12/2016).

Selain itu, rencana pembangunan infrastruktur yang besar-besaran dan juga melakukan proteksionisme terhadap perdagangan bebas membuat gejolak di pasar keuangan dunia dan juga Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan rencana pemotongan pajak dan pembangunan infrastruktur yang besar-besaran, maka kemampuan anggaran tidak akan mampu untuk membiayainya. Sehingga kemungkinan pemerintah AS akan menerbitkan surat utang sehingga menarik dana asing dari emerging market.

"Kita bisa simpulkan mungkin akan ada defesit meningkat karena stimulus fiskal untuk belanja infrastruktur," kata Katarina.

Rencana kenaikan suku bunga acuan AS Fed Fund Rate (FFR) di 2017 juga membuat gejolak di pasar keuangan dunia.

Realisasi kebijakan Trump yang baru akan terjadi di 2017 nyatanya sudah membuat gejolak pasar terlebih dulu. Mendekati pergantian tahun, Trump banyak melakukan revisi terhadap janji kampanyenya terdahulu sehingga diperkirakan gejolak di tahun 2017 tidak akan begitu besar.

"Kelihatannya kebijakan ke depan lebih moderat. Ada beberapa revisi dilakukan di website-nya selama kampanye dihapus ada juga yang tetap tapi lebih bersabat," tutur Katarina. (ang/ang)

Hide Ads