Salah satu yang dibahas adalah vocational school and training alias sekolah atau universitas kejuruan. Jokowi ingin jumlah sekolah seperti ini digenjot hingga jumlahnya jutaan.
"Ini jangan hanya diceritain 1.000-2.000. Kita ini butuhnya jutaan. Kementerian dikti, dikbud, naker, perindustrian, BUMN, semuanya saya minta untuk bekerja sama mendorong agar swasta ikut bergerak dalam bidang ini terutama yang vocational training," kata Jokowi di Istana Negara, Rabu (7/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu yang kita inginkan. Kalau kita saja, dengan adanya BLK (Balai Latihan Kerja), bagaimana kita bisa menciptakan training besar-besaran. Yang paling penting adalah membuat kebijakan, regulasi agar swasta berbondong-bondong masuk ke sini," katanya.
Jokowi juga yakin banyak BUMN RI yang mampu membuat sekolah kejuruan seperti ini. Salah satunya adalah Pelindo II yang memiliki IPC University.
"Saya lihat seperti Pelindo itu punya, tapi juga tidak dalam jumlah yang banyak. Yang kita butuhkan ini jumlahnya banyak. Jutaan sehingga mendorong swasta masuk, yang diperlukan adalah regulasinya," ucapnya.
Sementara mengenai inklusi keuangan, Jokowi minta tabungan pelajar bisa digenjot tahun depan supaya uangnya bisa bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi.
"Dikoordinir oleh Menko ekonomi, juga Menko PMK karena menyangkut pelajar, dan lain-lain bisa masuk ke sistem keuangan kita. Bisa masuk ke printing sistem kita. Sehingga dengan demikian kita bergerak sesuai target yang kita inginkan," katanya. (ang/hns)